Operasional: Senin - Sabtu | 09:00 - 18:00 WIB

Operasional: Senin - Jumat | 09:00 - 20:00 WIB - Sabtu | 09:00 - 16:00 WIB

Atur jadwal kedatangan terlebih dahulu

Mata Malas (Ambliopia) – Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Gambar utama untuk artikel berjudul "Mata Malas (Ambliopia) – Penyebab, Gejala, dan Pengobatan".

Mata malas, atau dalam istilah medis dikenal sebagai ambliopia, adalah kondisi yang dapat memengaruhi penglihatan seseorang, terutama anak-anak. Meskipun seringkali tidak menunjukkan gejala, mata malas ini bisa berdampak serius terhadap kemampuan penglihatan seseorang jika tidak ditangani dengan tepat.

Oleh karena itu, yuk ikuti Minel dalam artikel ini untuk membahas lebih lanjut mengenai penyebab, gejala, dan berbagai metode pengobatan yang tersedia untuk mengatasi ambliopia, serta pentingnya deteksi dini dan peran orang tua dalam penanganannya!

Penjelasan Umum Ambliopia (Mata Malas)

Mata malas, atau ambliopia, adalah kondisi di mana terjadi penurunan tajam penglihatan yang tidak dapat diperbaiki meskipun telah dikoreksi dengan kacamata atau lensa kontak. Biasanya, mata malas ini tidak disebabkan oleh kelainan anatomi atau masalah pada jalur visual, melainkan karena gangguan dalam perkembangan penglihatan selama masa kanak-kanak. 

Prevalensi mata malas di seluruh dunia cukup tinggi, diperkirakan mencapai 1,75% dari total populasi. Sebuah penelitian di DKI Jakarta pada tahun 2006 juga menunjukkan bahwa tingkat ambliopia di antara murid SD mencapai 2,7% dari total murid SD di wilayah tersebut.

Penyebab Mata Malas

Normalnya, pada usia 4 tahun, otak sudah hampir selesai mengembangkan bagian yang memproses penglihatan. Jika salah satu atau kedua mata tidak memberikan sinyal yang jelas kepada otak pada masa ini, maka akan ada risiko terjadinya ambliopia, atau yang sering disebut mata malas. Ambliopia ini dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, di antaranya:

1. Ambliopia Refraktif (Isoametropik dan Anisometropik)

Ambliopia isoametropik terjadi ketika dua mata mengalami kelainan refraksi yang berat dan tidak dikoreksi. Sementara itu, ambliopia anisometropik terjadi ketika terdapat perbedaan besar dalam kelainan refraksi antara mata kanan dan kiri.

2. Ambliopia Strabismus

Ambliopia jenis ini terjadi akibat mata juling atau tidak sejajar dengan baik.

3. Ambliopia Deprivasi

Ambliopia deprivasi ini disebabkan oleh adanya halangan pada jalur visual, seperti kekeruhan lensa mata atau yang biasa disebut sebagai katarak.

BACA JUGA:
5 Cara Efektif Mencegah Mata Minus pada Anak

Gejala Mata Malas

Karena anak-anak belum dapat mengungkapkan keluhan tentang penurunan penglihatannya, deteksi dini sebelum usia 4 tahun sangat penting. Melakukan pemeriksaan mata secara rutin, terutama di usia taman kanak-kanak, dapat mengurangi risiko ambliopia hingga empat kali lipat. Meskipun ambliopia ini seringkali tidak menunjukkan gejala, ada beberapa tanda awal yang bisa diperhatikan, meliputi:

  • Anak memiliki mata yang tidak bergerak sejalan dengan yang lain.
  • Anak memiliki mata yang tidak fokus pada titik sama atau tidak bergerak dalam arah yang sama.
  • Anak yang menangis atau mengeluh dengan satu mata tertutup.
  • Seringnya anak menyipitkan mata atau memiringkan kepala saat melihat sesuatu.

BACA JUGA:
Mata Panda: Simak 7 Penyebab, Gejala, Cara Menghilangkannya

Kapan Harus ke Dokter?

Jika anak mengalami tanda-tanda awal mata malas, sangat penting bagi orang tua untuk segera membawanya ke dokter mata untuk pemeriksaan lebih lanjut. Tindakan cepat ini memungkinkan dokter mata untuk melakukan pengecekan menyeluruh terhadap masalah penglihatan anak dan memulai pengobatan yang tepat jika diperlukan. Dengan deteksi dini, peluang untuk memperbaiki masalah mata malas pada anak ini dapat meningkat, sehingga membantu kemungkinan penurunan penglihatan permanen di masa depan.

Pengobatan Mata Malas

Pengobatan Mata Malas: Patching

Prinsip dasar dalam pengobatan mata malas adalah untuk menghilangkan segala yang menghalangi jalur visual, seperti katarak yang harus dihilangkan atau kelainan refraksi seperti mata minus yang membutuhkan kacamata. Untuk ambliopia itu sendiri, terapi oklusi atau penutupan mata yang penglihatannya baik merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan. Hal ini dilakukan dengan menutup mata yang penglihatannya normal atau menggunakan tetes atropin pada mata yang baik.

Jika anak memerlukan kacamata, maka dia harus menggunakannya sepanjang hari, kecuali saat mandi dan tidur. Hal ini dilakukan dengan harapan memberikan kesempatan bagi mata ambliopia untuk berkembang dengan cara memberinya lebih banyak waktu untuk digunakan daripada mata sehat. Penting untuk memulai terapi ini sesegera mungkin karena semakin dini terapi ini dimulai, semakin baik pemulihannya.

Penutupan mata biasanya dilakukan secara mingguan, bulanan, bahkan tahunan, dan penglihatan anak harus secara teratur diperiksa oleh dokter mata untuk memantau kemajuan mata anak. Selain itu, orang tua juga perlu menjelaskan pentingnya terapi penutupan mata kepada anak dan memberikan dukungan agar anak dapat mengikuti terapi dengan baik.

BACA JUGA:
Benarkah Kacamata Anti Radiasi Kurangi Risiko Mata Minus pada Anak?

Prosedur Apa Saja Sih yang Bisa Dilakukan?

Mata Malas: Dokter sedang melakukan salah satu prosedur perawatan mata.

Prosedur pengobatan untuk ambliopia meliputi berbagai metode yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu pasien. Salah satu prosedur paling umum yang dilakukan adalah prosedur Lasik, yang bertujuan untuk menghilangkan mata malas yang disebabkan oleh kelainan refraksi. 

Lasik telah menjadi pilihan yang populer dan tersedia di berbagai klinik, termasuk di National Eye Center (NEC). Namun, perlu diingat bahwa untuk melakukan Lasik, pasien harus berusia minimal 18 tahun agar matanya lebih stabil.

Selain Lasik, bagi pasien yang juga menderita katarak, terdapat prosedur pengobatan yang sangat inovatif, yakni katarak lensa premium. Prosedur ini tidak hanya membantu mengatasi kelainan refraksi, tetapi juga mengobati katarak secara efektif. Dengan metode ini, pasien dapat memperoleh penglihatan optimalnya kembali.

Bagi anak-anak yang berusia di bawah 18 tahun, terapi mata minus anak menggunakan lensa kontak RGP (Rigid Gas Permeable) bisa menjadi pilihan. Lensa kontak RGP dikenal efektif dalam memberikan koreksi refraksi mata, sehingga anak bisa terbebas dari kacamata.

Sumber:
dr. Irma Cholidah, Sp.M

Tonton juga video edukasi lainnya hanya di YouTube NEC!