Sindrom mata kering, atau dikenal juga sebagai dry eye syndrome, adalah salah satu kondisi mata yang paling umum dan sering ditemui di kehidupan sehari-hari. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja dan sering kali dianggap sepele, padahal dapat berdampak signifikan pada kenyamanan dan kesehatan mata. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan sindrom mata kering? Apa saja penyebab dan gejalanya? Dan bagaimana cara mengatasinya agar mata kembali terasa nyaman? Untuk mengetahui jawabannya secara lengkap, simak penjelasan selengkapnya berikut ini!
Daftar Isi
ToggleApa Itu Sindrom Mata Kering?
Menurut International Dry Eye Workshop (DEWS), sindrom mata kering adalah penyakit air mata dan lapisan permukaan mata yang bersifat multifaktorial dengan gejala klinis berupa rasa tidak nyaman, gangguan penglihatan, dan ketidakstabilan tirai air mata (tear film) yang berpotensi merusak lapisan permukaan mata.
Sindrom mata kering mengindikasikan kondisi lapisan air mata yang tidak stabil, baik dari kualitas maupun kuantitas. Hal ini tentu saja mengurangi kelembapan mata dan dapat menyebabkan berbagai gejala penyakit mata.
Mata kering merupakan penyakit mata yang paling sering dijumpai terutama pada orang tua. Penelitian pada 2001 menunjukkan, di Indonesia terdapat sindrom mata kering sebanyak 27,5 persen pada usia tua. Mata kering lebih sering muncul pada wanita pascamenopause.
Penyebab Mata Kering
Penyebab mata kering bisa bermacam-macam. Berikut beberapa penyebabnya:
- Produksi air mata berkurang: Ini dapat terjadi pada orang dengan gangguan hormonal, pada orang tua atau orang yang mengalami penyakit diabetes melitus.
- Air mata lebih cepat menguap: Hal ini lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Misalnya karena terlalu lama menghadap komputer atau smartphone (Computer Vision Syndrome), atau sering terpapar AC / kipas angin.
- Komposisi air mata yang tidak seimbang.
Risiko lain yang dapat meningkatkan terkena sindrom mata kering di antaranya adalah:
- Usia lansia
- Ibu hamil dan menyusui
- Penggunaan obat atau pil KB
- Pemakaian lensa kontak
- Merokok
- Terapi estrogen pasca menopause
- Asupan lemak omega3 yang rendah
- Obat-obatan: antihistamin
- Connective-tissue disease
- Terapi radiasi
- Transplantasi hematopoetik sel punca
- Defisiensi vitamin A
- Infeksi hepatitis C
- Defisiensi androgen
Mata kering juga bisa terjadi setelah operasi lasik mata, terutama pada prosedur Femto Lasik dan PRK. Namun ia akan menurun seiring berjalannya waktu, dan bisa dikurangi dengan obat tetes mata.
Baca juga: Perawatan Setelah Lasik Mata
Gejala Sindrom Mata Kering
Dry eye syndrome memiliki sejumlah gejala. Gejala sindrom mata kering yang paling sering adalah sebagai berikut:
- Mata merah
- Mata terasa panas
- Mata mengganjal seperti berpasir
- Sulit membuka mata saat bangun tidur
- Mata mudah lelah
- Frekuensi berkedip meningkat
Diagnosa Mata Kering
Diagnosa pertama untuk mata kering adalah dengan anamnesa, yakni dokter menanyakan gejala atau keluhan yang pasien alami. Dokter juga akan melakukan screening perihal usia, pekerjaan, kebiasaan seperti penggunaan gadget, konsumsi air putih, serta tingkat paparan AC atau kipas angin.
Kedua, diagnosa dengan slit lamp untuk menentukan apakah itu mata kering atau memang ada iritasi tertentu.
Ketiga, dengan Schimmer Test. Yakni menggunakan kertas khusus yang ditempatkan di kelopak mata bagian bawah. Setelah 5 menit, dihitung berapa volume (mm) air yang membasahi. Normalnya di atas 10 mm, jika kurang dari 10 mm, maka pasien terdiagnosa mata kering.
Tingkatan Mata Kering
Berdasarkan derajat klinis, sindrom mata kering diklasifikasikan ke dalam tiga tingkat sebagai berikut:
1. Derajat 1 (Ringan)
Pada tingkatan ini terdapat atau sudah muncul gejala dan keluhan mata kering pada kondisi lingkungan normal, tetapi tidak disertai dengan tanda klinis pada pemeriksaan slit lamp. Namun pada pemeriksaan invasif elektrofisiologik, seperti hiperosmolaritas atau sitokin inflamasi menujukkan hasil positif mata kering.
2. Derajat 2 (Sedang)
Selain ada gejala dan keluhan mata kering, pada tingkatan ini juga disertai tanda klinis berupa erosi epitel, keratopati punktata, keratitis filamentosa, dan tear break-up time (TBUT) memendek.
3. Derajat 3 (Berat)
Selain ada gejala dan keluhan mata kering, juga disertai tanda klinis seperti ulkus kornea, kekeruhan kornea, neovaskularisasi kornea atau metaplasia epitel skuamosa.
Cara Mengobati Sindrom Mata Kering
Mata kering disebabkan oleh berbagai faktor yang kompleks, sehingga sebagian besar pasien tidak bisa benar-benar “sembuh” sepenuhnya dari kondisi ini. Namun, dengan penanganan yang tepat dan optimal, gejalanya dapat dikelola dengan baik agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Langkah pertama dalam mengatasi sindrom mata kering adalah dengan terapi yang menargetkan penyebab utama kondisi ini, sebelum beralih ke penggunaan obat-obatan yang direkomendasikan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi mata kering:
- Melindungi mata dari angin, debu, asap, dan udara dingin. Bagi yang berkendaraan motor, sebaiknya memakai kacamata atau pelindung mata.
- Berhenti merokok.
- Hindari pemakaian riasan pada mata. Sebab ia bisa menyebabkan mata kering dan iritasi.
- Kurangi screen time (menghadap monitor komputer dan layar gadget). Gunakan rule 20-20-20, yakni setelah 20 menit melihat screen, istirahatkan mata selama 20 detik dengan melihat sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter).
- Pemberian obat tetes mata untuk melembabkan mata. Obat yang digunakan tentu harus berdasarkan dari resep dokter mata. Bisa digunakan 4—6 kali sehari sesuai resepnya.
Itulah beberapa informasi mengenai mata kering. Mulailah menjaga kesehatan mata Anda dengan menghindari kebiasaan buruk yang dapat mempengaruhi kualitas penglihatan. Jika diperlukan, lakukan pemeriksaan mata secara berkala untuk mendeteksi gangguan lebih awal dan mendapatkan rekomendasi terbaik untuk menjaga kesehatan mata.
National Eye Center (NEC) adalah salah satu pusat lasik terpercaya di Indonesia. Selain itu, NEC juga menawarkan prosedur operasi katarak dengan lensa premium bagi Anda yang ingin memulihkan kesehatan mata. Jangan ragu, konsultasikan masalah mata Anda di NEC dan dapatkan penanganan terbaik dari pusat mata terkemuka di Indonesia!
Referensi:
American Academy of Ophtalmology. Clinical Optics; 2017-2018 Basic and Clinical Science Course. San Fransisco: American Academy of Ophtalmology; 2018
Universitas Indonesia Faculty of Medicine. Buku Ajar Oftalmologi. Jakarta: UI Publishing; 2020
dr. Asti Indriani, SpM. 2021. Sindroma Mata Kering. Dalam Eye Knowledge – Things That Must be Mastered to Make Your Patient Happy, Surabaya, 17 April.
Yuk Simak Seputar Kesehatan Lainnya!