Operasional: Senin – Jumat | 09:00 – 20:00 WIB – Sabtu | 09:00 – 16:00 WIB

Kacamata Anak Wajib Diberikan Ketika Menderita Kelainan Refraksi

Ditinjau oleh

NEC

Terakhir diperbaharui pada

8 Agustus 2024

Bagikan

kacamata anak

Kalau baca buku, jangan dekat-dekat, nanti matanya rusak.. Sering banget ya denger orang tua kita menasehati kita soal ini. Bahkan kita sendiri melakukan hal yang sama ketika melihat anak, adik, atau teman kita melakukan itu. Padahal bisa jadi yang dibutuhkan mereka adalah kacamata anak. Emang sih, masih sangat dianggap tabu, kalau masih kecil udah harus pakai kacamata anak.

kacamata anak

 

Dokter mata NEC, dr. Irma Cholidah, SpM mengatakan bahwa struktur mata anak dan orang dewasa itu berbeda. dan Beberapa penyakit mata yang muncul pada anak bisa disebabkan kelainan struktur mata, infeksi, alergi, dsb. Ini semua bisa dicegah bila terdeteksi lebih dini. Yuk parents kenali lebih dalam tentang kelainan refraksi pada anak!

Apa itu Kelainan Refraksi?

Kelainan refraksi terjadi apabila cahaya yang masuk ke mata tidak tepat jatuh di retina, bisa dibelakang, didepan atau banyak titik fokus lainnya sehingga menyebabkan gangguan penglihatan. Tidak hanya orang dewasa, kelainan refraksi juga terjadi pada anak-anak.

1. Miopia (rabun jauh)

Penderita Miopi atau rabun jauh akan kesulitan untuk melihat objek yang berada cukup jauh. Cahaya yang masuk pada penderita miopi jatuh di depan retina. Sehingga membutuhkan lensa negatif agar membantu cahaya jatuh ke retina.

Untuk minus 0,25 sampai minus 3 masih tergolong miopia ringan. Minus di atas 3-6 termasuk kedalam miopia sedang. Sementara itu, untuk minus 6 ke atas termasuk kedalam miopia berat.

Baca juga:
terapi mata minus anak

2. Hipermetropi (rabun dekat)

Kebalikan dari penderita Miopi, penderita hipermetropi justru merasa kesulitan melihat objek yang dekat. Hal ini terjadi karena cahaya yang masuk ke mata jatuh dibelakang retina, sehingga membutuhkan lensa positif untuk membantu agar cahaya yang masuk tepat jatuh ke retina

Baca juga:
mengenal hipermetropi 

3. Astigmatisma (mata silinder)

Astigmatisme atau silindris terjadi ketika kornea mata berbentuk asimetris, sehingga cahaya yang masuk ke mata jatuh di banyak titik. Padahal idealnya, kornea mata berbentuk melengkung sempurna sehingga cahaya yang masuk dapat fokus dan terlihat. Kondisi ini menyebabkan penglihatan menjadi kabur atau berbayang, baik saat melihat benda yang jaraknya dekat maupun jauh.

4. Ambliopia (mata malas)

Kondisi salah satu mata atau bisa kedua mata tidak berkembang baik selama anak anak. Mata tidak bisa melihat dengan jelas meski sudah dibantu dengan kacamata. Penyebabnya adalah pengalaman otak pada masa tumbuh kembang tidak pernah menerima gambar yang fokus pada matanya.

dr. Irma Cholidah SpM juga menjelaskan bahwa ambliopia bisa juga terjadi bila ada perbedaan ekstrim antara mata satu dengan lainya.Contoh mata kanan minus lima dan mata kiri minus satu. Hal ini menyebabkan otak menerima dua bayangan fokus. Secara otomatis otak akan memilih titik fokus yang lebih jelas.

Akibatnya penglihatan yang minus nya tinggi tertutupi dengan penglihatan mata dengan minus yang rendah. Lalu secara otomatis otak akan memilih titik fokus yang lebih jelas. Sehingga penglihatan yang minus nya tinggi tertutupi dengan penglihatan mata dengan minus yang rendah. Agak ngeri juga ya, kalau kelainan refraksi pada anak anak tidak teratasi sejak dini.

Baca juga:
myopia center

kacamata anak wajib diberikan untuk kesehatan anak

Anak yang mengalami kelainan refraksi atau yang mengalami gangguan penglihatan, biasanya memiliki kebiasaan sebagai berikut:

  • Membaca dengan jarak yang dekat
  • Suka menyipitkan mata dan menggosok mata
  • Suka maju kedepan untuk melihat papan tulis
  • Sering berkedip
  • Sering mengernyitkan dahi saat melihat jauh
  • Sering pusing
  • Malas belajar sehingga nilai turun

Bila hasil pemeriksaan dokter menyatakan ada gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi tidak perlu sedih, karena penggunaan kacamata anak bagi anak anak yang mengalami kelainan refraksi adalah hal yang sangat wajar. Nah, biar anak anak nyaman dengan kacamatanya ada beberapa tips memilih kacamata Anak.

Baca juga:
cegah mata minus pada anak

Tips Memilih Kacamata Anak

tips memilih kacamata anak

Agar si kecil nyaman selama memakai kacamata, berikut tips memilih kacamata yang aman sesuai dengan kebutuhan anak. Dijamin anak bakal nyaman dan tetap tampil keren dengan kacamata anak.

  • Pilih ukuran kacamata yang sesuai
  • Perhatikan kualitas dan ketebalan lensa. pilih lensa dengan berbahan plastik, selain itu bisa dipilih juga kualitas lensa dengan anti radiasi untuk melindungi si kecil dari paparan gadget. Pilih juga lensa yang memiliki anti gores demi keamanan dan kenyamanan anak
  • Perhatikan pilihan bingkai pada kacamata. Untuk anak anak pilih lah bingkai yang ringan dan lentur sehingga tidak mudah rusak
  • Fokus pada bagian hidung. Bantalan hidung yang ketat memang akan menjaga agar kacamata tidak mudah melorot saat dikenakan. Tetapi, juga bisa sangat menyakitkan
  • Pilih model sesuai dengan tren
  • Beri tali pengaman sesuai kesukaan si kecil
  • Sesuai resep dokter. Hindari membeli kacamata tanpa pemeriksaan dari dokter mata. Kacamata anak bukan hanya sekedar plus dan minus, tetapi dokter dapat mendiagnosa kelainan pada mata anak, sehingga dapat dicegah sejak dini dengan kacamata yang tepat.

Memeriksa ketajaman penglihatan mata anak lebih direkomendasikan dilakukan langsung oleh dokter spesialis mata. Alasannya, seperti yang disampaikan oleh dr. Irma Cholidah SpM bahwa struktur mata anak dan orang dewasa itu berbeda. Oleh karena itu, pemeriksaan fisik organ mata secara berkala merupakan hal yang penting.

Baca juga:
cara bebas kacamata selamanya

Untuk memudahkan parents dalam memilih kacamata untuk anak, periksakan mata anak Anda terlebih dahulu ke dokter mata atau klinik mata, seperti NEC. Tak hanya melayani lasik mata, di NEC juga turut melayani pemeriksaan mata secara berkala.

NEC memiliki kelebihan, yaitu pelayanannya nyaman, ramah anak, jam operasional pun sampai sore, sehingga tidak mengganggu jadwal belajar dan sekolah anak. Yuk periksa sekarang! Jangan abaikan kelainan refraksi pada anak ya, Parents!

Sumber:
dr. Irma Cholidah, SpM

Tonton juga video edukasi lainnya

https://www.youtube.com/watch?v=s0T959vsp7A