Operasional: Senin – Jumat | 09:00 – 20:00 WIB – Sabtu | 09:00 – 16:00 WIB

Bagaimana Hormon Kehamilan Mempengaruhi Penglihatan Mata Ibu Hamil?

Ditinjau oleh

NEC

Terakhir diperbaharui pada

9 Februari 2024

Bagikan

pembuluh darah jessica mila pecah saat hamil
Mata Ibu Hamil: Seorang ibu hamil sedang membaca buku

Ketika berbicara mengenai perubahan fisik pada orang yang hamil, banyak yang terbayang pada perubahan pada perut yang semakin membesar. Namun, seringkali terlupakan bahwa hormon kehamilan juga dapat memengaruhi kesehatan mata ibu hamil yang dapat berdampak kepada penglihatan mereka. Bagi ibu-ibu yang sedang hamil, tetap tenang dan jangan khawatir, karena sebagian besar perubahan ini hanya bersifat  sementara dan bisa sembuh setelah si bayi dilahirkan. Yuk ikuti Minel untuk eksplorasi lebih lanjut!

Kondisi Ibu Hamil

Selama kehamilan, tubuh mengalami perubahan hormonal yang dapat berdampak pada kesehatan mata. Sebanyak 15 persen ibu hamil mengalami gangguan mata yang dapat dikategorikan menjadi perubahan fisiologis dan patologis. Perubahan fisiologis pada mata ibu hamil seringkali diakibatkan oleh perubahan hormon dan sirkulasi yang terjadi selama kehamilan.

Perubahan patologis pada mata ibu hamil juga bisa menjadi salah satu acuan munculnya gangguan mata baru, atau memperburuk kondisi mata yang sudah ada sebelum kehamilan. Oleh karena itu, para ibu hamil disarankan untuk rutin berkonsultasi dengan dokter mata agar dapat mencegah atau mengatasi potensi masalah mata yang mungkin muncul selama masa kehamilan. 

BACA JUGA:
Mata Panda: Gejala, Penyebab, Cara Menghilangkannya

Perubahan pada Mata Ibu Hamil

Perubahan Fisiologis

Perubahan fisiologis pada ibu hamil merupakan perubahan yang terjadi dalam tubuh sebagai respons serta proses adaptasi normal tubuh untuk mendukung kehamilan dan pertumbuhan janin. Perubahan fisiologis pada mata ibu hamil, antara lain:

Perubahan Gangguan Refraktif

Selama kehamilan, perubahan hormon dan retensi cairan dapat meningkatkan ketebalan dan kekurvaturan kornea, mengakibatkan perubahan refraksi yang umumnya membuat penglihatan lebih myopia. Perubahan ini sering terjadi pada trimester kedua dan ketiga kehamilan dan memengaruhi sekitar 14 persen dari ibu hamil.

Perubahan ini biasanya dapat membaik setelah persalinan, sehingga pasien disarankan untuk menunda peresepan kacamata dan lensa kontak baru. Selain itu, jika pasien menghendaki untuk melakukan Lasik, pasien disarankan untuk menunggu setidaknya satu tahun setelah persalinan agar kornea mata lebih stabil, sehingga hasil yang didapatkan menjadi lebih optimal.

Perubahan Lapang Pandang

Kelenjar pituitary dapat membesar pada masa kehamilan, yang mengakibatkan nervus optikus tertekan atau terkompresi. Hal ini berdampak pada lapang pandang kanan dan kiri mata ibu hamil yang terlihat seperti kabur atau menghitam. Mayoritas kelenjar tersebut akan mengecil dan keluhan-keluhannya hilang setelah persalinan. Meskipun demikian, ibu hamil yang telah memiliki adenoma pituitary sebelumnya disarankan untuk menjalani pemeriksaan mata rutin setiap bulannya untuk mengevaluasi lapangan pandang dan pertumbuhan tumor, sehingga prosedur yang diperlukan dapat diambil dengan tepat.

Perubahan Patologis

Perubahan patologis merupakan perubahan yang terjadi akibat kondisi kesehatan yang dimiliki oleh ibu hamil, baik itu sebelum maupun selama kehamilan. Beberapa perubahan patologis pada mata ibu hamil yang terjadi yakni:

Preeklamsia dan Eklamsia

Preeklamsia merupakan komplikasi pada ibu hamil yang ditandai dengan tekanan darah tinggi (>140/90) dan kelebihan protein dalam urin setelah minggu ke-20. Sementara itu, Eklampsia merupakan kondisi serius yang merupakan perkembangan dari Preeklamsia yang biasanya disertai dengan kejang dan dapat berujung pada koma.

Komplikasi okular sering terjadi pada kedua kondisi ini. Masalah mata dialami oleh sekitar 25-33 persen wanita dengan Pre-Eklamsia dan 50 persen pada Eklamsia. Gejala yang dirasakan berupa pandangan kabur, skotoma, kilatan cahaya, Dyschromatopsia (buta warna parsial), penglihatan ganda, serta penurunan tajam penglihatan bilateral. Sebagian besar perubahan ini cenderung membaik tanpa perawatan, tetapi dalam kasus yang para, pasien dapat mengalami ablasio retina.

Central Serous Chorioretinopathy (CSCR)

Kondisi ini dapat terjadi pada trimester ketiga kehamilan dengan gejala meliputi penurunan tajam penglihatan, skotoma sentral (area yang menggelap), metamorfopsia (distorsi penglihatan), dan penurunan saturasi warna. Yang perlu diperhatikan, kondisi pada mata ibu hamil ini juga cenderung membaik secara alami sekitar 2 bulan setelah persalinan tanpa memerlukan terapi khusus.

Idiopathic Intracranial Hypertension (IIH)

IIH seringkali muncul pada wanita obesitas usia subur, terutama pada trimester pertama kehamilan. Gejalanya melibatkan sakit kepala, mual, pandangan ganda, defek lapangan pandang, skotoma, mata yang sensitif dengan cahaya, nyeri belakang mata, dan denyutan pada telinga. Dokter biasanya akan menyatakan penurunan berat badan dan pemberian obat-obatan untuk mengurangi tekanan intrakranial, sebagai tindakan perawatan.

Uveitis

Uveitis merupakan peradangan pada jaringan uvea dengan gejala seperti pandangan buram, mata  merah, nyeri, sensitivitas mata terhadap cahaya, dan melihat bintik-bintik hitam (floaters). Pada kasus uveitis non-infeksi, kondisi ini dapat membaik pada trimester 2 – 3 kehamilan, namun bisa juga kambuh sekitar 5 bulan setelah persalinan. Pengobatan uveitis melibatkan penggunaan steroid baik itu dalam bentuk tetes, oral, maupun injeksi, serta obat imunosupresan. Namun, penting untuk dicatat bahwa obat imunosupresan tidak dianjurkan selama kehamilan karena dapat menyebabkan resiko cacat pada bayi.

Okular Toksoplasmosis

Okular Toksoplasmosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh toksoplasma dan seringkali terjadi pada mata ibu hamil di Indonesia. Bagi pasien yang sebelumnya pernah terinfeksi dan sudah sembuh, infeksi ini dapat teraktivasi kembali selama kehamilan karena sistem kekebalan tubuh yang menurun. Selain itu, infeksi ini berpotensi menyebabkan infeksi kongenital pada janin, sehingga konsultasi rutin dokter mata harus dilakukan.

Terlebih lagi, penyakit yang sedang diidap oleh ibu hamil juga dapat berisiko terhadap penglihatan. Salah satu contohnya adalah diabetes melitus yang dapat meningkatkan risiko terhadap berbagai komplikasi, termasuk:

  • Retinopathy: Kerusakan pada saraf mata yang sering terjadi, ditandai dengan adanya patologi pada pembuluh darah, pembengkakan pada retina, dan pendarahan.
  • Cortical Blindness: Terjadinya kekaburan pada mata tanpa ditemukan kelainan anatomis mata, meskipun sebagai besar dapat membaik, namun beberapa defek lapangan pandang dapat menetap.

Komplikasi tersebut sangat memerlukan pemantauan dan penanganan yang rutin oleh dokter mata untuk mencegah dan mengatasi potensi permasalahan lainnya pada mata ibu hamil. Maka dari itu, apabila Anda merasa ada permasalahan dengan mata Anda, sebaiknya segeralah pergi ke dokter mata terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

BACA JUGA:
Inilah Faktor Penyebab Mata Kering pada Ibu Hamil!

Yuk Periksa Rutin ke NEC!

Seorang wanita sedang berkonsultasi dengan dokter

Meskipun perubahan pada mata ibu hamil cenderung membaik setelah persalinan, ibu hamil disarankan untuk berkonsultasi dengan spesialis mata guna menjaga kesehatan mata, baik untuk diri sendiri maupun janin. Di National Eye Center (NEC), Anda dapat memperoleh perawatan dan pemeriksaan dari dokter yang berpengalaman serta dilengkapi dengan teknologi canggih. NEC juga menyediakan perawatan untuk anak-anak dengan kelainan refraksi. Dengan mendapatkan terapi mata minus anak, anak Anda bisa mendapatkan penglihatan yang optimal.

Sementara itu, NEC juga melayani perawatan bagi lansia, termasuk prosedur katarak lensa premium yang dirancang khusus untuk memperbaiki permasalahan yang sering terjadi. NEC dapat menjadi solusi komprehensif untuk perawatan mata dari berbagai rentang usia, memastikan setiap pasien mendapatkan perhatian khusus sesuai dengan kebutuhannya. Yuk periksa mata ke NEC!

Sumber:
dr. Farah Azizah Sp.M., M.Ked.Klin.

Tonton juga yuk video edukasi lainnya dari YouTube NEC!