Kornea yang merupakan bagian penting dari mata, bisa mengalami kerusakan atau terkena ‘penyakit’ seperti ulkus kornea. Ketika mengalami ulkus parah atau kerusakan, maka biasanya diperlukan keratoplasti atau cangkok kornea untuk menggantinya. Apa itu cangkok keratoplasti dan apa manfaat serta hasilnya? Simak informasi selengkapnya di bawah ini!
Daftar Isi
ToggleApa Itu Keratoplasti?
Keratoplasti adalah tindakan bedah untuk mengganti kornea resipien dengan kornea donor yang lebih sehat. Resipien adalah pasien yang menerima kornea dari pendonor. Jadi, melalui operasi ini, kornea pasien yang telah rusak akan diganti dengan kornea sehat dari pendonor.
Pendonor kornea adalah orang yang baru saja meninggal. Sebelum meninggal, ia telah mendaftar menjadi pendonor dengan persetujuan ahli waris dan memenuhi syarat sebagai pendonor. Di antara syaratnya adalah jumlah endotium donor masih cukup banyak dan tidak menderita penyakit yang menyerang jaringan kornea. Oleh karena itu, pendonor yang meninggal sebaiknya belum terlalu tua.
Agar bisa memenuhi syarat cangkok kornea, waktu pengambilan kornea donor sebaiknya tidak lebih dari enam jam sejak pendonor meninggal. Di sinilah pentingnya peran ahli waris pendonor untuk segera menghubungi rumah sakit atau lembaga donor kornea begitu pendonor meninggal. Hal ini supaya pihak rumah sakit atau lembaga donor bisa segera mengambil kornea pendonor.
Adapun batas waktu cangkok kornea pada resipien tidak lebih dari 24-48 jam. Jika tidak memungkinkan operasi dalam batas waktu itu, kornea tersebut perlu disimpan dalam medium khusus.
Baca juga: Ruptur Kornea: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengobati
Manfaat Keratoplasti
Kornea merupakan organ refraksi kuat yang membelokkan sinar masuk ke dalam mata. Ia memiliki kekuatan dioptri terbesar yaitu 42.25 D. Ini merupakan 74% dari seluruh kekuatan dioptri mata. Dengan keratoplasti, fungsi kornea yang tadinya rusak atau terserang penyakit bisa kembali lagi.
Jadi, manfaat keratoplasti sangat dibutuhkan oleh pasien yang menderita atau mengalami masalah kornea di antaranya sebagai berikut:
- Jaringan parut di kornea baik karena penyakit, cedera, atau infeksi.
- Jaringan parut kornea akibat trikiasis.
- Peradangan yang menyakitkan pada jaringan kornea, yang tidak berkurang/membaik dengan obat-obatan.
- Kornea terbakar zat kimia.
- Ulkus kornea
- Edema, atau pembengkakan berlebihan pada kornea.
- Distrofi Fuchs ‘dan kondisi turun-temurun lain yang memengaruhi kornea
- Komplikasi dari operasi katarak.
Persiapan Sebelum Keratoplasti
Sebelum proses keratoplasti, dokter mata akan memeriksa apakah ada kondisi yang mungkin menyebabkan komplikasi pascaoperasi. Dalam persiapan praoperasi ini, langkah pertama adalah anamnesis, kemudian pemeriksaan dan pengukuran mata, lalu pengobatan gangguan mata lainnya.
1. Anamnesis
Dokter akan menanyakan beberapa hal termasuk obat yang sedang pasien konsumsi. Jika ada obat atau suplemen yang berpotensi negatif, dokter akan menyuruh pasien menghentikan penggunaan obat atau suplemen tersebut menjelang operasi hingga beberapa waktu setelahnya.
2. Pengukuran mata
Dokter akan memeriksa berapa ukuran donor kornea mata yang Anda butuhkan. Apakah hanya butuh ukuran kecil atau bahkan butuh hampir seluruhnya tergantung kerusakan pada kornea.
3. Pengobatan gangguan mata lainnya
Sebelum operasi berlangsung, dokter perlu memastikan pasien terbebas dari gangguan mata lainnya seperti infeksi atau peradangan. Umumnya, dokter akan mengatasi gangguan tersebut terlebih dahulu agar cangkok kornea berjalan optimal.
Baca juga: 6 Fungsi Kornea Mata dan Gangguan Kornea Mata
Proses Keratoplasti: Operasi Cangkok Kornea
Ketika pendonor meninggal, dokter dari rumah sakit atau lembaga donor kornea akan segera mengambil korneanya. Tidak lebih dari enam jam setelah pendonor meninggal. Operasi cangkok kornea dilaksanakan tidak lebih dari 24-48 jam berikutnya.
Sebelum menjalankan operasi, dokter akan memberikan bius kepada pasien dengan dosis sesuai kebutuhan. Umumnya, operasi keratoplasti ini membutuhkan waktu 1-2 jam.
Dokter bedah akan melepas bagian kornea yang mengalami gangguan, lalu menggantinya dengan bagian kornea dari pendonor. Penggantian kornea bisa seluruhnya atau hanya sebagiannya (misal lapisan luar atau lapisan dalam saja), tergantung pada kebutuhan sesuai kerusakan kornea pada pasien tersebut.
Selanjutnya, dokter akan menggunakan jahitan kecil untuk menahan kornea atau bagian kornea yang baru pada tempatnya. Pada teknik yang baru, operasi cangkok kornea tidak membutuhkan jahitan.
Setelah operasi, pasien memulihkan diri terlebih dahulu di rumah sakit atau bisa juga langsung pulang ke rumah seizin dokter. Tergantung pada kondisi pasien dan prosedur di masing-masing klinik atau rumah sakit.
Dokter akan memberikan obat tetes mata dan obat lain untuk membantu meredakan infeksi, bengkak, dan nyeri yang mungkin timbul setelah operasi. Untuk sementara, pasien tidak boleh berenang atau mengangkat barang berat sampai dokter mata menyatakan aman. Dokter juga akan memberikan jadwal kontrol hingga pulih total.
Baca juga: LASIK
Hasil Keratoplasti
Sebagian besar operasi cangkok kornea berhasil mengembalikan penglihatan pasien dan meningkatkan kesehatan kornea. Tingkat keberhasilan keratoplasti ini mencapai 90 persen.
Umumnya, setelah menjalani prosedur cangkok kornea, pasien yang semula menderita masalah kornea seperti ulkus kornea atau lainnya akan kembali mendapatkan penglihatannya. Jadi, keratoplasti ini menjadi solusi terutama untuk kerusakan kornea yang tidak bisa diperbaiki dengan obat dan prosedur lain.
Itu lah beberapa penjelasan terkait cangkok kornea atau keratoplasti. Semoga informasi di atas bermanfaat.
Yuk jaga kesehatan penglihatan kita dengan rutin cek kondisi mata Anda di National Eye Center, pusat lasik Surabaya. Bersama para dokter profesional, keluhan penglihatan Anda mulai dari mata minus, katarak, hingga kebutuhan eyesthetic lainnya akan kami atasi dengan cara yang tepat, modern dan minim resiko.
Segera kunjungi laman kami NEC, dan konsultasikan kebutuhan Anda sekarang!