Operasional: Senin – Jumat | 09:00 – 20:00 WIB – Sabtu | 09:00 – 16:00 WIB

Apa Itu Chorioretinitis? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Ditinjau oleh

NEC

Terakhir diperbaharui pada

29 Oktober 2024

Bagikan

chorioretinitis

Chorioretinitis adalah peradangan pada bagian belakang mata yang dapat mengganggu penglihatan. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai penyakit ini, mulai dari penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya. Dengan membaca artikel ini, diharapkan Anda dapat lebih memahami tentang chorioretinitis dan pentingnya menjaga kesehatan mata.

Selain itu, artikel ini juga akan memberikan tips-tips pencegahan chorioretinitis yang dapat Anda lakukan sehari-hari. Dengan menerapkan gaya hidup sehat, menjaga kebersihan mata, dan melakukan pemeriksaan mata secara rutin, Anda dapat mengurangi risiko terkena penyakit mata ini.

Apa itu Chorioretinitis?

chorioretinitis

Chorioretinitis adalah suatu kondisi peradangan yang terjadi pada bagian belakang mata, tepatnya pada lapisan koroid dan retina. Koroid (choroid) adalah lapisan yang kaya akan pembuluh darah dan memberikan nutrisi pada retina, sedangkan retina adalah lapisan yang berfungsi mengubah cahaya menjadi sinyal saraf yang kemudian dikirim ke otak. Ketika terjadi peradangan pada kedua lapisan ini, fungsi penglihatan dapat terganggu.

Peradangan pada koroid dan retina ini dapat menyebabkan berbagai gejala yang mengganggu penglihatan, seperti penglihatan kabur, melihat bintik-bintik hitam atau garis-garis bergelombang, sensitivitas terhadap cahaya, dan bahkan kehilangan penglihatan secara total jika tidak segera ditangani. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa, dan memiliki berbagai penyebab yang berbeda-beda.

Baca Juga : Mengenal Dakriosistitis, Infeksi pada Kelenjar Air Mata

Penyebab Chorioretinitis

Chorioretinitis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik infeksi maupun non-infeksi. Masing-masing penyebab memiliki mekanisme yang berbeda dalam memicu peradangan pada koroid dan retina.

Infeksi merupakan penyebab paling umum. Berikut merupakan beberapa jenis infeksi yang sering dikaitkan dengan kondisi ini antara lain:

  • Infeksi virus: Cytomegalovirus (CMV), virus herpes simplex, virus varicella-zoster, dan virus rubella adalah beberapa contoh virus yang dapat menyebabkan chorioretinitis. Infeksi virus sering terjadi pada bayi yang baru lahir atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  • Infeksi bakteri: Bakteri seperti Toxoplasma gondii, Mycobacterium tuberculosis, dan Treponema pallidum (penyebab sifilis) juga dapat menyebabkan chorioretinitis.
  • Infeksi parasit: Parasit Toxoplasma gondii, yang biasanya ditularkan melalui kotoran kucing, adalah salah satu penyebab utama chorioretinitis pada anak-anak.

Selain infeksi, faktor non-infeksi juga dapat memicu terjadinya chorioretinitis, seperti:

  • Penyakit autoimun: Penyakit seperti sarkoidosis, penyakit Behçet, dan sindrom Vogt-Koyanagi-Harada dapat menyebabkan peradangan pada berbagai organ tubuh, termasuk mata.
  • Trauma: Cedera pada mata, seperti benturan atau tusukan, dapat memicu peradangan pada koroid dan retina.
  • Obat-obatan: Beberapa jenis obat, seperti obat imunosupresan, dapat meningkatkan risiko terjadinya chorioretinitis.
  • Kondisi medis lainnya: Penyakit seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan kelainan darah juga dapat menjadi faktor risiko.

Baca Juga : Mengenal Iridosiklitis dan Cara Mengatasinya

Tanda dan Gejala Chorioretinitis

Tanda dan Gejala Chorioretinitis

Gejala pada kondisi ini dapat bervariasi tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan peradangan. Beberapa gejala umum yang sering muncul antara lain:

  • Penglihatan kabur: Salah satu gejala paling umum dari chorioretinitis adalah penglihatan yang menjadi kabur atau berkurang.
  • Floaters: Munculnya titik-titik hitam atau garis-garis bergelombang yang terlihat melayang di depan mata.
  • Scotoma: Terdapat area buta atau titik gelap dalam bidang penglihatan.
  • Fotofobia: Sensitivitas yang meningkat terhadap cahaya.
  • Mata merah: Peradangan dapat menyebabkan pembuluh darah di mata menjadi lebih terlihat sehingga mata tampak merah.
  • Nyeri mata: Beberapa penderita juga mengalami nyeri pada mata.
  • Perubahan persepsi warna: Warna-warna terlihat lebih pudar atau berbeda dari biasanya.

Gejalanya dapat muncul secara tiba-tiba atau perlahan-lahan. Pada beberapa kasus, hanya satu mata yang terpengaruh, sedangkan pada kasus lainnya, kedua mata dapat mengalami gejala yang sama.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang akan mengalami semua gejala di atas. Beberapa orang mungkin hanya mengalami beberapa gejala saja, atau bahkan tidak mengalami gejala sama sekali, terutama pada tahap awal penyakit.

Selain gejala yang dirasakan oleh penderita, dokter mata juga dapat menemukan beberapa tanda chorioretinitis saat melakukan pemeriksaan, seperti:

  • Peradangan pada retina: Melalui pemeriksaan funduskopi, dokter dapat melihat adanya peradangan, edema (pembengkakan), atau bekas luka pada retina.
  • Lesi pada choroid: Dokter juga dapat melihat adanya lesi atau nodul pada choroid.
  • Neovaskularisasi: Pembentukan pembuluh darah baru yang abnormal di dalam mata.

Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter mata. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius.

Baca Juga : 12 Rekomendasi Dokter Mata Terbaik di Surabaya

Cara Mengatasi Chorioretinitis

Pengobatan chorioretinitis bertujuan untuk mengurangi peradangan, mengendalikan infeksi penyebab, dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada retina. Pilihan pengobatan akan disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan penyakit.

Beberapa metode pengobatan yang umum dilakukan antara lain:

1. Obat-obatan

  • Obat anti-inflamasi: Digunakan untuk mengurangi peradangan pada mata.
  • Obat antivirus: Jika penyebab chorioretinitis adalah infeksi virus, maka akan diberikan obat antivirus.
  • Obat antibiotik: Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, maka akan diberikan antibiotik.
  • Obat imunosupresan: Pada kasus chorioretinitis yang disebabkan oleh penyakit autoimun, mungkin akan diberikan obat imunosupresan untuk menekan sistem kekebalan tubuh.
  • Kortikosteroid: Obat ini dapat diberikan dalam bentuk tetes mata, suntikan di sekitar mata, atau secara oral untuk mengurangi peradangan.

2. Terapi Laser

Terapi laser dapat digunakan untuk menutup pembuluh darah baru yang abnormal atau untuk menghancurkan jaringan yang mengalami peradangan.

3. Vitrektomi

Prosedur bedah ini dilakukan untuk mengangkat gel yang mengisi bagian dalam bola mata dan menggantinya dengan cairan atau gas. Vitrektomi sering dilakukan untuk mengatasi komplikasi chorioretinitis yang parah.

4. Suntikan intravitreal

Obat-obatan tertentu dapat disuntikkan langsung ke dalam bola mata untuk mencapai konsentrasi obat yang lebih tinggi di area yang mengalami peradangan.

Pencegahan Chorioretinitis

Meskipun tidak semua kasus chorioretinitis dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini, yaitu:

  • Menjaga kebersihan: 

Cuci tangan secara teratur dan hindari menyentuh mata dengan tangan kotor.

  • Memperhatikan kebersihan makanan: 

Masak daging hingga matang sempurna dan cuci buah dan sayuran sebelum dikonsumsi.

  • Mencegah gigitan nyamuk:

Gunakan obat nyamuk atau kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk yang dapat membawa virus penyebab penyakit.

  • Melakukan pemeriksaan mata secara rutin: 

Pemeriksaan mata secara teratur dapat membantu mendeteksi dini adanya kelainan pada mata, termasuk chorioretinitis.

  • Mengobati penyakit penyerta: 

Jika Anda memiliki penyakit seperti diabetes atau hipertensi, penting untuk mengontrol penyakit tersebut secara teratur.

Chorioretinitis adalah kondisi yang serius, namun dengan penanganan yang tepat, Anda dapat mengatasi penyakit ini. National Eye Center memiliki tim dokter spesialis mata yang berpengalaman dan peralatan medis yang canggih untuk mendiagnosis dan mengobati berbagai jenis penyakit mata, termasuk chorioretinitis. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan kami untuk mendapatkan perawatan terbaik!

Sumber : 

dr. Ruchyta Ranti S.pM

Yuks Simak Video Edukasi Mata Berikut Ini!