Operasional: Senin – Jumat | 09:00 – 20:00 WIB – Sabtu | 09:00 – 16:00 WIB

Afakia: Definisi, Gejala, Penyebab, Cara Mengobati

Ditinjau oleh

Admin

Terakhir diperbaharui pada

5 September 2024

Bagikan

afakia

Lensa mata bisa mengalami beberapa masalah. Salah satu masalah pada lensa mata adalah afakia. Apa itu afakia, apa saja gejala dan penyebabnya, serta bagaimana cara mengobatinya?  

afakia

Lensa mata adalah bagian lunak dan bening (transparan) di belakang pupil. Fungsi bagian mata ini untuk memfokuskan cahaya yang masuk ke mata agar sampai ke makula. Lensa memiliki otot muskulus siliaris (otot daging yang melingkar). Otot ini memiliki kemampuan berkontraksi untuk mengubah ukuran lensa. Istilah medis untuk kemampuan kontraksi ini adalah daya akomodasi.

Masalah pada lensa mata berupa kekeruhan lensa adalah katarak. Penyakit ini membuat pandangan menjadi tidak jelas (kabur). Katarak tidak bisa terkoreksi dengan kacamata atau lensa kontak sebagaimana kelainan refraksi.

Katarak juga tidak bisa sembuh dengan obat tetes maupun herbal. Satu-satunya cara untuk menyembuhkan katarak adalah dengan mengganti lensa melalui prosedur operasi katarak.

Selain katarak, ada pula masalah lain pada lensa yakni afakia. Apa itu afakia?

Definisi Afakia

Afakia berasal dari dua kata; a dan fakia. A artinya tidak. Fakia artinya lensa. Afakia adalah kondisi lensa tidak berada pada tempatnya. Baik karena lensa mata mengalami kerusakan maupun penyebab lain seperti trauma.

Pada kondisi normal, bayangan yang masuk ke mata terlebih dahulu melalui lensa. Namun pada afakia, bayangan yang masuk ke dalam mata tidak melalui lensa karena lensanya tidak berada pada posisi yang seharusnya. Seperti tidak ada lensa, sesuai nama penyakitnya.

Baca juga: Trikiasis

Gejala Afakia

Pada umumnya, orang yang menderita afakia masih bisa melihat. Namun, pandangannya mengalami beberapa gangguan akibat bayangan yang masuk ke mata tanpa melalui lensa. Gejala umumnya meliputi:

  • Pandangan kabur
  • Melihat warna tampak pudar
  • Pandangan sulit fokus pada objek tertentu
  • Mengalami gangguan fokus ketika jarak dari objek berubah
  • Kesulitan melihat objek berjarak dekat seperti halnya gejala rabun dekat (hipermetropi)

Selain itu ada pula gejala klinis sebagai berikut:

  • Retinoskopi menunjukkan hasil yang tinggi
  • Pupil tampak hitam pekat tanpa adanya lensa
  • Ruang anterior yang dalam karena tidak adanya lensa mata
  • Bekas luka di cincin limbal (cincin hitam di sekitar iris)
  • Iridodonesis, yaitu kondisi iris bergoyang karena tidak memiliki dukungan dari lensa
  • Hanya terdapat dua gambar Purkinje dari kornea, sedangkan dari permukaan lensa hilang

Penyebab Afakia

Penyebab masalah posisi lensa ini secara garis besar ada tiga yakni katarak, trauma, dan genetika.

Katarak

Menurut penelitian di Swedia pada 1997-2001, penyebab afakia paling sering adalah operasi pengangkatan lensa. Buku Postoperative Aphakia in Modern Cataract Surgery menyebutkan, satu dari 200 operasi katarak terkena masalah lokasi lensa ini.

Trauma

Lensa mata bisa rusak akibat kecelakaan atau cedera pada mata. Bisa pula mengalami dislokasi. Istilah untuk masalah lensa dengan penyebab trauma ini adalah afakia traumatis.

Genetika

Selain akibat katarak dan trauma, afakia juga bisa terjadi akibat faktor genetik meskipun kasusnya sangat jarang terjadi. Afakia kongenital merupakan istilah untuk masalah lensa mata yang terjadi sejak bayi ini.

Baca juga: Syarat LASIK Mata

Cara Mengobati Afakia

Masalah lensa ini dapat dikoreksi dengan kacamata, lensa kontak, atau operasi. Kacamata afakia hanya bisa digunakan untuk afakia bilateral (terjadi pada kedua mata). Meskipun bisa membantu mengoreksi penglihatan, kacamata afakia memiliki beberapa kerugian. Antara lain pembesaran yang lebih tinggi dari normal, penurunan lapang pandang yang cukup besar, dan mengganggu kosmetika.

Cara menangani yang paling efektif adalah dengan operasi pembedahan. Operasi ini efektif untuk orang dewasa maupun anak-anak.

Pada bayi, operasi pembedahan harus sedini mungkin karena mata bayi berkembang dengan cepat. Selain itu, bayi mungkin juga membutuhkan bantuan lensa kontak atau kacamata khusus afakia untuk koreksi optik. Bedanya dengan lensa kontak dewasa, lensa kontak afakia bayi ebih aman termasuk saat tidur.

Pada orang dewasa, pembedahan berarti pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa buatan. Dokter mungkin juga akan menyarankan untuk penggunaan kacamata khusus atau lensa kontak untuk mengoreksi penglihatan setelah operasi.

Demikian pembahasan tentang afakia beserta gejala, penyebab, dan bagaimana cara mengobatinya. [mbk/NLC]