Mata minus pada Anak, menjadi hal lumrah yang sering terjadi saat ini. Perkembangan semakin maju dan adanya gadget mempengaruhi pola asuh. Hal ini tentunya mempengaruhi peningkatan keluhan Mata Minus pada Anak. Meskipun begitu, sebenarnya pencegahan mata minus pada anak bisa dilakukan dari berbagai cara.
Sebelum membahas lebih jauh tentang mata minus pada anak, alangkah baiknya mengetahui dahulu tentang mata minus. Secara medis mata minus disebut juga Miopia atau rabun jaun di mana cahaya yang masuk pada mata, jatuh tidak tepat pada Retina tetapi jatuh di depan, sehingga bayangan menjadi kabur atau tidak jelas.
Daftar Isi
TogglePenyebab Mata Minus pada Anak
Ternyata kelainan refraksi juga bisa terjadi pada anak, bahkan Balita juga beresiko mengalami kelainan refraksi (mata minus dan silinder). Hal ini tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari gaya hidup, intensitas dengan gadget yang cukup tinggi, hingga adanya keturunan orang tua yg juga menderita kelainan Refraksi.
Keadaan rabun jauh atau miopi pada anak salah satunya adalah karena bola mata yang lebih lonjong. Hingga kini penyebab terjadinya miopi belum diketahui dengan pasti. Berikut adalah beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan resiko mata minus:
1. Genetik
Genetik memainkan peran penting dalam menentukan apakah seseorang memiliki masalah penglihatan, termasuk mata minus. Faktor keturunan atau warisan genetik dapat mempengaruhi sejumlah aspek struktural dan fungsional mata yang memengaruhi kemampuan fokusnya.
Bentuk Mata
Struktur mata seseorang, termasuk panjangnya sumbu bola mata dan bentuk kornea, dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. Jika ada keturunan dengan mata minus, kemungkinan keturunan lainnya juga memiliki risiko yang lebih tinggi.
Kelainan Refraktif
Gen juga memainkan peran dalam menentukan kelainan refraktif seperti miopia (mata minus). Pada individu dengan riwayat keluarga miopia, risiko untuk mengembangkan kondisi ini lebih tinggi dibandingkan dengan individu tanpa riwayat keluarga miopia.
Kombinasi Genetik
Miopia tidak hanya disebabkan oleh satu gen tunggal, tetapi melibatkan kombinasi gen-gen yang kompleks. Gen-gen ini dapat memengaruhi pertumbuhan dan perubahan struktural mata seiring waktu, yang pada akhirnya dapat menyebabkan pengembangan miopia.
2. Membaca terlalu dekat
Membaca atau menggunakan perangkat dekat secara berlebihan meningkatkan risiko mata minus. Aktivitas ini dapat menyebabkan ketegangan otot mata, perubahan struktural, dan stres pada kornea dan lensa, yang pada akhirnya memengaruhi proses fokus normal mata. Disarankan untuk mengambil istirahat secara teratur, menjaga pencahayaan yang memadai, dan menjaga jarak yang tepat antara mata dan objek yang dilihat untuk mengurangi risiko ini, terutama pada anak-anak dan remaja.
3. Kurang vitamin D
Kekurangan vitamin D telah terkait dengan peningkatan risiko miopia atau rabun jauh. Vitamin D memengaruhi pertumbuhan dan kekuatan otot mata, serta kesehatan sistem imun. Kurangnya paparan sinar matahari dan aktivitas luar ruangan dapat menjadi faktor penyebab kekurangan vitamin D. Untuk mengurangi risiko, disarankan mendapatkan cukup paparan sinar matahari dan mengonsumsi makanan kaya vitamin D seperti ikan berlemak dan telur.
Baca Juga: Biaya Operasi Mata Minus Berdasar Metode Lasik
Gejala Mata Minus pada Anak
Anak-anak penderita mata minus cenderung tidak menyadari bahwa mereka telah menderita kelainan ini. Untuk itu, Anda bisa mencoba memperhatikan tanda-tanda di bawah ini untuk mengetahui apakah terdapat mata minus pada anak Anda:
- Adanya keluhan kesusahan membaca tulisan yang jaraknya jauh. Biasanya ditandai dengan anak kerap kali salah membaca tulisan atau benda yang jauh. Misalnya dalam kegiatan belajar mengajar, anak sering maju ke depan untuk melihat papan tulis agar dapat membaca.
- Melihat televisi atau membaca dalam jarak sangat dekat. Ketika Anda melihat anak Anda mengalami kejadian seperti ini, maka perlu dicurigai, bahwa anak Anda mengalami miopia
- Enggan melakukan kegiatan atau permainan yang memerlukan tingkat detail yang tinggi. Terkadang ketika Anak diberikan permainan seperti puzzle, atau yang lainnya merasa kurang nyaman, karena mata nya buram atau mengalami keluhan mata minus.
Cara mencegah penambahan mata minus pada anak
Keluhan mata minus, termasuk pada anak sebenarnya bisa dilakukan pencegahan. Berikut cara agar anak tidak mengalami mata minus:
- Rutin periksa mata:
- beberapa orang menganggap bahwa perlu ke dokter ketika sedang sakit saja. Tetapi dengan periksa rutin terutama kondisi mata anak, akan mencegah terjadinya penambahan minus yang tidak terkontrol. Terlebih lagi apabila sang anak memiliki riwayat keluarga yang memiliki miopia. Dengan periksa rutin ke klinik mata selama 2 kali dalam setahun, membantu untuk mengetahui kondisi mata anak dengan baik.
- Penggunaan kacamata: Apabila memang anak sudah memiliki mata minus, maka harus memakai kacamata sesuai dengan ukurannya. Hal ini sangat dianjurkan karena risiko peningkatan mata minus pada anak yang mengalami rabun jauh akan jauh lebih tinggi apabila tidak menggunakan kacamata.
- Aktivitas di luar: sebagai orang tua perlu juga memberikan edukasi terhadap pentingnya melakukan kegiatan di luar ruangan agar sang anak dapat mendapatkan paparan cahaya matahari. Paparan sinar matahari ini juga dapat memperlambat penambahan rabun jauh
- Batasi penggunaan gadget: di dunia yang serba digital ini tidak dipungkiri anak akan terpapar dengan gadget. Karena dengan menatap gadget terlalu lama juga dapat menimbulkan mata lelah atau mata kering. Maka dari itu perlu dibatasi juga untuk penggunaan gadget.
- Pemberian makanan yang bergizi: dengan mengkonsumsi makan yang bergizi seperti vitamin C, Vitamin D juga dapat memperlambat pertumbuhan mata minus terutama dapat menjaga kesehatan mata.
Baca Juga: Biaya, Metode, Syarat dan Manfaat dari Lasik
Terapi mata minus pada anak
Myopia Center di National Eye Center hadir bagi Anda yang memilki anak dengan minus atau keluhan mata kabur. Bersama dokter spesialis mata yang ahli myopia, diharapkan bisa memberikan penanganan untuk mencegah penambahan minus yang signifikan pada mata anak.
Terapi pada anak ini bertujuan agar progresivitas mata minus tidak tumbuh dengan cepat. Upaya ini disebut Myopia Control, Anda dapat melakukan konsultasi dengan dokter spesialis mata khusus anak di Myopia Center National Eye Center.
Pada Myopia center ini, Anda bisa memilih terapi mata minus yang bisa diterapkan kepada anak, di antaranya:
- Kacamata
- Rigid Gas Permeable (RGP)/Hard Lens : Lensa ini akan dipasangkan kepada penderita mata minus, namun bisa jangka waktu yang cukup lama. Sehingga pengguna softlens tidak perlu lepas pakai softlens.
- Selain itu apabila sudah berumur 18 tahun maka cara yang paling baik untuk menghilangkan mata minus dan silinder adalah dengan melakukan Laser Vision Correction (LVC)
Solusi terbebas dari kacamata atau softlens
Apabila Anda memiliki anak dengan umur diatas 18 tahun maka, Laser Vision Correction (LVC) atau yang biasa disebut lasik, menjadi salah satu pilihan selain kacamata/softlens agar bisa terbebas dari rabun jauh (mata minus). Lasik memiliki 3 metode laser yaitu ReLEX SMILE, metode terbaru dan tercanggih, FemtoLasik dan PRK. Ketiga metode ini sangat aman, karena sebelum melakukan tindakan lasik, pasien akan diperiksa dan melakukan proses pre lasik terlebih dahulu.
Yuk tunggu apa lagi, segera periksakan kondisi mata anak Anda di National Eye Center (NEC). Jangan biarkan impian mereka terhambat oleh masalah mata yang tidak optimal!
Lihat juga Layanan Myopia Center NEC – Terapi Mata Minus pada Anak & Remaja :