Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua setelah katarak, baik di Indonesia maupun di dunia. Apa itu glaukoma, apa saja penyebab dan gejala, serta bagaimana mengobatinya? Yuk simak penjelasannya melalui artikel berikut ini!
Daftar Isi
ToggleApa Itu Glaukoma?
Dulu glaukoma disebut sebagai penyakit dengan tekanan bola mata yang tinggi. Saat ini, definisi glaukoma adalah sekumpulan penyakit dengan karakteristik neuropati optik berasosiasi dengan remodelling dari optic nerve head yang berhubungan dengan pola gangguan fungsi visual tertentu dengan TIO sebagai faktor risiko utama.
Rentang tekanan intraokular (TIO) normal adalah 10—21 mmHg. Bila di atas 21 mmHg, berarti tekanan intraokularnya meningkat. Jika disertai kelainan saraf optik serta defek luas lapang pandangan, inilah yang dimaksud glaukoma.
Sekitar 6,7 juta orang buta akibat sindrom ini. Sifat kebutaannya permanen yang berarti tidak dapat pulih kembali. Sekitar 19 persen penderita sindrom ini mengalami kebutaan bilateral dan 45 persen mengalami kebutaan unilateral.
Glaukoma disebabkan oleh kerusakan pada saraf mata yang terjadi akibat penumpukan cairan dalam bola mata yang tidak dapat mengalir dengan lancar. Pada faktanya glaukoma bisa dibagi menjadi dua jenis: primer dan sekunder, serta dapat diklasifikasikan lagi menjadi glaukoma sudut terbuka dan sudut tertutup.
Glaukoma primer terjadi ketika penyebab pastinya tidak diketahui, biasanya mempengaruhi kedua mata, dan sering kali melibatkan faktor genetik. Sebaliknya, glaukoma sekunder terjadi ketika penyebabnya diketahui, biasanya hanya mempengaruhi satu mata (monokular).
Baik glaukoma primer sudut terbuka maupun sudut tertutup berkembang secara perlahan dan bertahap (kronis progresif). Kondisi ini ditandai dengan kerusakan sel ganglion retina dan atrofi serabut saraf retina, yang kemudian menyebabkan hilangnya bidang penglihatan secara perlahan tanpa disadari oleh penderita.
Sampai saat ini pada kenyataannya, glaukoma hanya dapat dikendalikan, tetapi tidak bisa disembuhkan sepenuhnya. Namun Anda tidak perlu takut, pentingnya mengetahui sejak dini dan perawatan akurat berperan penting meminimalisir terjadinya kebutaan.
Klasifikasi Glaukoma
Glaukoma diklasifikasikan menjadi empat, yakni:
- Sudut terbuka primer
- Sudut terbuka sekunder
- Sudut tertutup primer
- Sudut tertutup sekunder
Seperti keterangan di atas, yang paling berbahaya adalah sudut terbuka primer dan sudut tertutup primer.
Glaukoma Sudut Terbuka Primer
Glaukoma sudut terbuka primer juga terkenal dengan sebutan “pencuri penglihatan.” Ia adalah glaukoma yang disertai peningkatan TIO di atas 21 mmHg dengan sudut mata depan yang terbuka.
Ada beberapa faktor risiko glaukoma sudut terbuka primer:
- TIO. TIO di atas 21 mmHg merupakan faktor risiko utama penyakit ini.
- Usia. Semakin tinggi usia, semakin besar faktor risiko menjadi glaukoma. Umumnya ia terjadi di atas usia 40 tahun.
- Miopia atau rabun jauh. Ia juga faktor risiko yang harus menjadi perhatian. Jika ada pasien yang mengalami miopi, perlu diperiksa terkait risiko glaukoma ini.
- Riwayat keluarga. Sebab penyakit ini erat dengan faktor genetik. Apakah ada ayah, ibu, dan saudara yang sebelumnya terkena penyakit ini.
- Kulit gelap. Maksudnya adalah ras Afrika. Jika ia orang Eropa, risikonya 4x lebih tinggi dibandingkan yang berkulit putih.
- Ketebalan kornea. Semakin tipis kornea, semakin besar risikonya.
- Tekanan perfusi. Ia juga merupakan faktor risiko penyakit ini.
Gejala Klinis Glaukoma Sudut Terbuka Primer
Gejala glaukoma sudut terbuka primer umumnya tidak terasa sehingga pasien juga tidak ada keluhan. Namun ada beberapa gejala klinis sebagai berikut:
- TIO > 21 mmHg. Gejala ini umumnya tidak terasa dan baru diketahui setelah pemeriksaan (check up) mata. Oleh karena itu, untuk pasien miopia perlu pemeriksaan tekanan intraokular.
- Kornea jernih. Tampak seperti mata normal.
- Sudut bilik mata depan dalam.
- Gonioskopi sudut terbuka.
- Defek lapang pandang.
- Glaucomatus Optic Neuropathy.
Diagnosa Glaukoma Sudut Terbuka Primer
Penegakan diagnosa glaukoma sudut terbuka primer menggunakan beberapa metode:
1. Metode Iluminasi
Yakni dengan menggunakan senter (flashlight) untuk mengetahui eclipse sign. Apakah sudutnya terbuka dalam atau dangkal.
2. Van Herick
Diagnosa ini harus memakai slit lamp. Arahkan sinar slit lamp ke limbus, maka akan ada reflek cahaya dari kornea dan iris. Jika ada ruang melebihi ketebalan kornea, berarti bilik mata depan (BMD) dalam, sedangkan apabila ruangnya kecil, berarti bilik mata depan (BMD) sempit.
3. Gonioskopi
Melalui alat ini, dokter mata akan melihat struktur sudut. Jika grade 0, berarti sudut tertutup. Jika grade 4, berarti sudut terbuka.
4. Glaucomatus Optic Neuropathy
Tanda glaucomatus optic neuropathy sangat banyak. Berikut ini tanda-tanda yang bersumber dari American Academy of Opthalmology:
Cara Mengobati Glaukoma
Yang paling utama adalah menurunkan tekanan TIO dengan target >= 20%. Pengobatan glaukoma apa pun melalui tiga tahap, yaitu:
1. Medikamentosa
Terapi awal untuk glaukoma biasanya dilakukan dengan pemberian obat-obatan, yang bertujuan untuk menurunkan tekanan dalam mata. Obat yang sering digunakan termasuk Betha Blocker atau Prostaglandin Analog. Kedua jenis obat ini bekerja dengan mengurangi produksi cairan dalam mata atau meningkatkan alirannya, sehingga membantu mengurangi tekanan yang menyebabkan glaukoma.
2. Laser Trabekuloplasti
Apabila penggunaan obat-obatan tidak memberikan hasil yang diharapkan, langkah selanjutnya adalah tindakan laser trabekuloplasti. Prosedur ini menggunakan sinar laser untuk memperbaiki sistem drainase mata, sehingga aliran cairan mata menjadi lebih lancar dan tekanan dalam mata berkurang.
3. Operasi Trabekulektomi
Langkah terakhir dalam mengatasi glaukoma yaitu, operasi trabekulektomi. Prosedur bedah ini bertujuan untuk menciptakan saluran baru agar cairan mata bisa mengalir dengan lebih baik, yang pada akhirnya membantu menurunkan tekanan dalam mata.
Prinsip terapi glaukoma adalah start low go slow, yakni dengan terapi tunggal. Jika tidak bisa, baru mengganti dengan first line lainnya. Seandainya tetap tidak turun, baru melakukan terapi kombinasi.
Kapan Tindakan Operasi untuk Glaukoma?
Operasi untuk mengatasi glaukoma biasanya dipertimbangkan sebagai langkah terakhir setelah metode pengobatan lain tidak berhasil. Tindakan bedah baru akan dilakukan jika:
- TIO tidak mencapai target dengan pengobatan maksimal.
- Glaukoma semakin progresif.
- Sudah lebih dari 3 obat saat terapi.
- Compliance buruk, yakni kepatuhan saat menghadapi glaukoma. Umumnya kegagalan pengobatan glaukoma karena compliance yang buruk.
Demikianlah penjelasan tentang glaukoma. Glaukoma tidak hanya menyerang orang tua, tetapi juga bisa menyerang bayi dan anak-anak. Glaukoma jenis ini disebut dengan glaukoma kongenital. Nah, apabila mengalami gejala tersebut, Anda harus segera menghubungi dokter agar segera ditangani.
Salah satunya yaitu berkunjung di National Eye Center (NEC) di Surabaya. Di NEC, Anda akan mendapatkan saran dari dokter profesional. Jangan tunggu lagi, konsultasikan masalah mata Anda di NEC dan dapatkan penanganan terbaik dari pusat mata terpercaya di Indonesia!
Referensi:
American Academy of Ophtalmology. Clinical Optics; 2017-2018 Basic and Clinical Science Course. San Fransisco: American Academy of Ophtalmology; 2018
Universitas Indonesia Faculty of Medicine. Buku Ajar Oftalmologi. Jakarta: UI Publishing; 2020
Dr. dr. Evelyn Komaratih, SpM(K). 2021. Glaukoma: Penyebab, Gejala & Tatalaksana. Dalam Eye Knowledge – Things That Must be Mastered to Make Your Patient Happy, Surabaya, 17 April.
Video Lainnya: