Operasional: Senin - Sabtu | 09:00 - 18:00 WIB

Operasional: Senin - Jumat | 09:00 - 20:00 WIB - Sabtu | 09:00 - 16:00 WIB

Atur jadwal kedatangan terlebih dahulu

Mengenal Retina, Bagian dan Fungsi serta Penyakit Terkait

retina

Retina memiliki peran vital sebagai bagian dari mata. Bagaimana anatomi dan fungsi retina, penyakit apa saja terkait bagian mata ini?

Dengan mengenal retina lebih dalam, kita juga bisa melakukan pencegahan terhadap penyakit retina yang bisa mengganggu penglihatan. Termasuk kelainan mata yang terkait dengan retina.

Apa Itu Retina Mata

Retina mata adalah lembaran transparan tipis di bagian belakang bola mata yang sensitif terhadap cahaya. Ia bertanggung jawab terhadap kemampuan manusia dalam melihat.

Retina mata berfungsi untuk menangkap bayangan benda. Ketika bagian mata ini rusak atau terkena penyakit, manusia tidak bisa melihat dengan optimal. Bahkan penyakit retina yang kronis dapat menyebabkan kebutaan.

Pada mata yang normal, cahaya sejajar yang berasal dari obyek akan diteruskan oleh kornea dan difokuskan ke satu titik fokus tepat di retina. Jika titik fokusnya jatuh di depan retina, terjadilah rabun jauh (miopia).

Sebaliknya, jika titik fokusnya jatuh di belakang retina, terjadilah rabun dekat (hipermetropi). Sedangkan jika titik fokusnya menyebar, terjadilah mata silinder (astigmatisme).

Ketiganya –miopia, hipermetropi, astigmatisme– merupakan kelainan refraksi yang bisa dikoreksi dengan kacamata atau lensa kontak. Namun untuk koreksi permanen sehingga terbebas dari kacamata atau lensa kontak, solusinya adalah LASIK.

Anatomi Retina Mata

Luas area retina totalnya mencapai 1100 mm2. Bagian sentral retina posterior dinamakan makula lutea. Diameternya sekitar 5,5 mm. Warnanya kekuningan akibat adanya pigmen luteal (xantofil).

Makula ini bertanggungjawab terhadap penglihatan sentral. Ia memiliki ketajaman penglihatan terbaik dengan resolusi spasial tertinggi.

Pusat makula disebut fovea. Ia bagian paling tipis dari retina dan hanya terdiri atas sel kerucut (tanpa sel batang).

Retina terdiri atas 10 lapisan sebagai berikut:

  1. Epitel pigmen retina atau retinal pigment epithelium (RPE). Ia merupakan lapisan terluar retina yang bersinggungan dengan lapisan koroid.
  2. Segmen dalam atau inner segment (IS) dan segmen luar atau outer segment (OS).
  3. Membran limitans eksterna atau external limiting membane (ELM).
  4. Lapisan inti luar sel fotoreseptor atau outer nuclear layer (ONL).
  5. Lapisan pleksiform luar atau outer pletiform layer (OPL).
  6. Lapisan inti dalam atau inner nuclear layer (INL).
  7. Lapisan pleksiform dalam atau inner plexiform layer (IPL).
  8. Lapisan sel ganglion atau ganglion cell layer (GCL).
  9. Lapisan serabut saraf atau nerve fiber layer (NFL).
  10. Membran limitan interna atau inner limiting membrane (ILM).

Penyakit Retina Mata

Ada sejumlah penyakit retina yang perlu diketahui agar bisa dihindari. Berikut ini di antaranya:

Ablasio Retina

Ablasio retina adalah kondisi terpisah atau terlepasnya lapisan retina sensorik dari epitel pigmen retina (RPE). Terlepasnya lapisan retina sensorik dari RPE ini menyebabkan bergesernya fokus sinar sehingga tajam penglihatan menurun.

Ablasio retina merupakan kondisi darurat yang dapat mengancam penglihatan. Bahkan bisa menyebabkan kebutaan permanen. Deteksi dini serta penanganan yang cepat dan tepat dapat menghindarkan dari ancaman tersebut.

Sejumlah faktor yang dapat berkontribusi terhadap timbulnya ablasio retina antara lain usia, trauma, riwayat miopia, riwayat diabetes, dan beberapa riwayat kelainan imunologik.

Retinopati Diabetik

Retinopati diabetik adalah penyakit mikrovaskular retina akibat hiperglikemia kronik pada penderita diabetes mellitus (DM).

Seperti diketahui, diabetes melitus mengakibatkan pembuluh darah di seluruh tubuh termasuk yang di dalam mata rapuh sehingga mudah mengalami kebocoran. Jika pembuluh darah tersebut bocor, maka terjadi komplikasi di mata khususnya vitreous dan lapisan retina.

Retinopati diabetik merupakan salah satu penyebab utama gangguan penglihatan di seluruh dunia pada pasien usia 20-64 tahun. Faktor risikonya adalah umur, tipe diabetes melitus, gangguan faktor pembekuan, dan penyakit ginjal.

Retinopati Hipertensi

Retinopati hipertensi adalah penyakit mikrovaskular retina akibat hipertensi sistemik. Risiko penyakit ini meningkat dengan semakin lamanya menderita tekanan darah tinggi.

Penyakit ini umumnya ditemukan pada pasien usia 40 tahun ke atas. Namun ia juga bisa terjadi pada usia di bawahnya yang memiliki tekanan darah tinggi di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.

Retinoblastoma

Retinoblastoma adalah keganasan yang berasal dari sel retina primitif, sehingga biasanya terjadi pada anak di bawah usia 4-5 tahun. Penyakit ini disebabkan adanya transformasi malignan pada sel-sel retina primitif, sebelum tahap diferensiasi akhir.

Retinopati Prematuritas

Retinopati prematuritas adalah kelainan vaskular retina pada nonatus yang lahir prematur. Kelainan retina ini terjadi pada bayi yang lahir kurang dari 30 minggu, dengan badan kurang dari 1500 gram. Faktor risiko dari retinopati prematuritas adalah konsumsi oksigen dalam jangka waktu lama (lebih dari 7 hari) dan saat lahir kondisi bayi tidak langsung menangis.

Retinitis Pigmentosa

Retinitis pigmentosa adalah kelainan fungsi pada fotoreseptor yang terdapat di retina, sehingga penderita mengalami gangguan penglihatan. Retinitis pigmentosa merupakan penyakit genetik yang diturunkan.

Retinoblastoma

Retinoblastoma merupakan kanker mata. Penyakit ini sangat serius, bermula dari retina yang dipicu perubahan genetis sel saraf. Sel saraf ini terus berkembang menjadi tumor, sedangkan sel saraf yang normal tertutupi.

Retinoblastoma umumnya menyerang anak-anak. Namun orang dewasa juga bisa terkena. Gejalanya antara lain mata membengkak, merah, dan terlihat titik putih tepat di tengah bola mata ketika disinari cahaya. Retinoblastoma tergolong penyakit mata yang sangat langka.

Degenerasi Makula

Degenerasi makula merupakan penyakit yang dipengaruhi oleh faktor usia. Penyebabnya adalah rusaknya makula. Umumnya penyakit ini menyerang orang berusia di atas 50 tahun.

Ketika makula rusak, fungsi retina tidak bisa optimal. Ada dua jenis penyakit degenerasi makula, yaitu basah dan kering. Degenerasi kering lebih sering ditemukan, tapi degenerasi basah lebih berbahaya karena adanya kebocoran pembuluh darah di mata.

Tidak semua orang mengalami penyakit dan gangguan retina di atas. Namun jika terjadi gejala, segera hubungi dokter mata agar dapat didiagnosa dan ditangani secepatnya. []

Referensi:
American Academy of Ophtalmology. Clinical Optics; 2017-2018 Basic and Clinical Science Course. San Fransisco: American Academy of Ophtalmology; 2018
Vaugan DG, Asbury T, Eva PR. General Ophthalmology. 17th edition. Connecticut; Apelton & Lange; 2019
Universitas Indonesia Faculty of Medicine. Buku Ajar Oftalmologi. Jakarta: UI Publishing; 2020