Ariani Nisma Putri atau yang dikenal dengan Putri Ariani baru-baru ini menggemparkan masyarakat. Dengan keterbatasan fisik yang dimilikinya, dia bisa mendapatkan Golden Buzzer dalam kompetisi America’s Got Talent. Sebelumnya, Putri Ariani juga pernah menjadi pemenang Indonesia’s Got Talent pada tahun 2014.
Daftar Isi
ToggleKisah RoP yang Dialami oleh Putri Ariani
Putri Ariani adalah anak dari pasangan suami istri Ismawan Kurnianto dan Reni Alfianty yang lahir di Kampar, Riau, pada tanggal 31 Desember 2005. Putri dilahirkan dalam keadaan prematur dengan masa kandungan selama 6 bulan 18 hari. Hal ini disebabkan lantaran ibunya mengalami Plasenta previa, yakni kondisi di mana posisi plasenta berada di bawah janin, sehingga mengakibatkan baik sebagian maupun seluruh leher tertutupi. Hal ini menyebabkan mata Putri Ariani mengalami kondisi yang disebut dengan Retinopathy of Prematurity (RoP).
Baca Juga: Kenali Prosedur Ablasi Retina dengan Operasi Scleral Buckle
RoP: Penyebab dan Pengobatan
Retinopathy of Prematurity (RoP) merupakan kelainan retina yang biasanya dialami oleh bayi-bayi yang lahir prematur. Kelahiran prematur sendiri merupakan kelahiran yang terjadi sebelum minggu ke-37 kehamilan. Akibat kurangnya waktu untuk bayi dalam berkembang, kelahiran prematur dapat menyebabkan kematangan organ si bayi belum sempurna, baik itu telinga, mata, paru–paru, maupun organ lainnya.
Dalam kasus ini, RoP diakibatkan oleh pembuluh darah yang ada pada retina belum sepenuhnya terbentuk. Normalnya, retina janin terbentuk dari tengah ke luar. Namun, pada bayi yang lahir prematur, pembuluh darah yang di bagian luar atau pinggir belum terbentuk. RoP juga dapat terjadi karena pertumbuhan retina yang terhenti sejenak dan dilanjutkan dengan perkembangan yang abnormal dan tidak teratur. Pembuluh darah tersebut sangat lah rapuh dan dapat dengan mudah bocor. Hal tersebut dapat menyebabkan retina sang bayi terluka, bahkan bisa terlepas (terpisah dari fundus mata atau dinding belakang mata) yang mengakibatkan kebutaan pada mata bayi.
Kendati demikian, kita dapat mengklasifisikan tingkat keparahan RoP menjadi beberapa tingkatan (stadium), yakni:
- Stadium 1: Adanya garis batas (demarkasi) yang memisahkan area dengan pembuluh darah dan tanpa pembuluh darah pada retina.
- Stadium 2: Tampak peninggian/penebalan (ridge) yang memisahkan area dengan pembuluh darah dan tanpa pembuluh darah pada retina.
- Stadium 3: Banyak bermunculan pembuluh darah abnormal pada retina
- Stadium 4: Lepasnya sebagian retina
- Stadium 5: Lepasnya seluruh lapisan retina
Baca Juga: Mengenal Oftalmoskop: Deteksi Gangguan pada Retina Mata Lebih Dini
Cara Mengobati Rop
Untuk mengobati RoP, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh dokter mata, beberapa di antaranya adalah:
1. Laser Fotokoagulasi
Laser fotokoagulasi adalah teknik pengobatan yang menggunakan sinar/cahaya untuk mencegah kebocoran dan pertumbuhan yang tidak normal pada retina. Teknik ini dilakukan kepada pasien stadium 1 dan stadium 2 pada zona 3 (pinggir) karena pada stadium tersebut, RoP masih bisa regresi (sembuh sendiri)
2. Suntikan anti-VGEF
Langkah ini biasanya dilakukan oleh dokter mata apabila kondisi pasien berada pada stadium 3. Cairan obat akan disuntikkan langsung ke mata bayi. Suntikan anti-VGEF untuk pengobatan RoP ini masih dalam tahap penelitian.
3. Pembedahan (Vitrectomy)
Langkah pembedahan ini dilakukan terhadap pasien yang ROP-nya sudah mencapai stadium 4 dan 5.
Baca Juga: Mengenal Vitrektomi: Operasi Mata pada Bagian Retina
Pentingnya Pemeriksaan Rutin bagi Bayi yang Lahir Prematur
Pemeriksaan rutin bayi yang lahir prematur sangat penting guna memantau perkembangan dan kesehatannya secara teratur. Pemeriksaan ini juga membantu mengidentifikasi masalah pertumbuhan dan perkembangan sedini mungkin, termasuk kelainan refraksi seperti mata minus, sehingga tindakan yang perlu dilakukan dapat dilakukan untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Dalam kasus ROP yang juga diderita oleh Putri Ariani ini, pemeriksaan rutin dapat dilakukan dengan tujuan untuk memantau dan mengevaluasi perkembangan kelainan tersebut, sehingga tidak terjadi kompilasi-kompilasi medis lain, seperti katarak, retinal detachment (terlepasnya retina) dan juga mata juling.
Baca Juga: Operasi Katarak Refraktif: Sembuhkan katarak Sekaligus kelainan Refraksi (Mata Minus, Silinder)
Yuk Kita Lakukan Pemeriksaan di NEC!
Agar kita dapat terhindar dari kelainan mata dan juga tidak bertambah parah, mari kita lakukan pemeriksaan mata di NEC. Pemeriksaan dapat dilakukan oleh anak-anak hingga remaja. Para orang tua juga tidak usah khawatir, karena NEC juga menyediakan terapi mata minus anak dan Ortho K, sehingga anak-anak tidak perlu menggunakan kacamata lagi.
Di National Eye Center, Anda juga dapat melakukan prosedur operasi LASIK mata yang pastinya dengan biaya yang terjangkau dan juga telah dilengkapi dengan alat-alat yang canggih, sehingga prosedur yang tepat, aman, dan nyaman dapat dilakukan. Dengan prosedur LASIK yang tepat, pada tempat lasik yang kredibel, maka penglihatan yang optimal pun bisa kita dapatkan.
Bebas kacamata selamanya dalam hitungan detik
Sumber:
dr. Alissa Devi Agustina, Sp.M.
Tonton juga video mengenai mitos dan fakta kelainan refraksi berikut ini.