Sebelum membahas risiko penggunaan softlens, baiknya Anda mengetahui tentang perbedaan alat bantu penglihatan lensa kontak. Lensa kontak adalah alat yang digunakan memungkinkan cahaya mengenai Retina dengan tepat sehingga dapat mengoreksi kelainan pada mata untuk sementara waktu. Lensa Kontak ini terdiri dari softlens dan hardlens.
Mengapa Anda perlu mengetahui perbedaan antara hardlens dan softlens? Karena banyak orang yang mengira perlakuan untuk hardlens dan softlens sama. Faktanya, hardlens dan softlens ini memiliki struktur dan perawatan yang berbeda.
Daftar Isi
TogglePerbedaan Hardlens dan Softlens
1. Hardlens
Hardlens adalah lensa kontak yang terbuat dari bahan PMMA (Poly Methyl Methacrylate), yang memiliki sifat optic yang baik dan tidak mudah pecah. Jenis hardlens yang paling popular adalah RGP (Rigid Gas Permeable).
Hardlens memiliki diameter yang lebih kecil dari lensa lunak. Karena ukurannya yang lebih kecil, hal ini memudahkan untuk mengeluarkan lensa keras dari mata dan memungkinkan debu atau kotoran menembus bagian bawah lensa. Hardlens lebih keras dan kencang, sehingga dapat membuat mata terasa lengket dan membutuhkan waktu lebih lama untuk terbiasa.
Hardlens memiliki banyak keunggulan, seperti lebih tahan lama dibandingkan softlens, tidak mudah sobek, dan memberikan penglihatan yang lebih jernih dibandingkan softlens. Selain itu, lensa ini dapat membuat penglihatan lebih nyaman dan dapat lebih meningkatkan penglihatan orang dengan mata silinder.
Dari segi biaya, hardlens lebih mahal daripada softlens. Hardlens memiliki masa pakai yang lebih lama, sekitar setahun, National Eye Center sendiri menyediakan hardlens dalam layanan Myopia Center. Pengguna Hardlens sendiri, merupakan mereka yang masih berusia di bawah 18 tahun (dikarenakan mereka belum bisa melakukan Lasik, namun tidak ingin menggunakan kacamata).
2. Softlens
Softlens adalah lensa kontak yang terbuat dari plastik dan air atau kadar air. Manfaat kandungan air adalah menyuplai oksigen ke Kornea mata, sehingga Anda tetap nyaman saat memakai lensa kontak. Softlens memiliki diameter lebih besar dari hardlens. Softlens cenderung lebih lembut teksturnya, lebih pas di mata, dan lebih nyaman dipakai.
Softlens tidak hanya lebih nyaman dan lebih murah untuk digunakan, tetapi lensa juga memiliki keunggulan tidak jatuh atau bergerak di mata. Karena tekstur softlens yang lebih tipis, lensa kontak jenis ini lebih mudah sobek, jadi harus berhati-hati saat memakainya.
Mengenakan lensa kontak untuk waktu yang lama dapat menyebabkan cedera mata atau iritasi karena kekurangan oksigen. Kesalahan dalam memakai lensa kontak dapat menyebabkan infeksi mata. Oleh karena itu, jika Anda menggunakan lensa kontak, sebaiknya pilih lensa dengan kadar air antara 38% hingga 75%.
Untuk kedua jenis lensa kontak, baik hardlens maupun softlens dapat membantu masalah penglihatan. Namun, perlu diingat bahwa memakai lensa kontak memerlukan perawatan ekstra dan lebih cenderung menyebabkan mata kering, mata merah, infeksi mata, dan kerusakan kornea.
Oleh karena itu, sebelum Anda memutuskan untuk memakai softlens, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis mata untuk menentukan jenis lensa kontak yang terbaik untuk Anda. Saat Anda menggunakan lensa kontak, apakah lunak atau keras, pastikan untuk menyimpannya dengan aman dan lepaskan sebelum tidur.
Baca juga:
Tipe Softlens
Dengan menggunakan softlens, Anda juga bisa mempercantik mata Anda. Anda dapat menggunakan berbagai softlens. Berikut beberapa jenis lensa kontak yang dapat Anda gunakan:
1. Softlens berwarna
2. Softlens harian
3. Softlens bulanan
Sekilas, penggunaan softlens memang sangat menyenangkan, apalagi dengan banyaknya ragam softlens unik yang ada di pasaran. Namun tahukah Anda bahwa menggunakan softlens juga memiliki risiko yang tidak bisa diabaikan.
7 Risiko Penggunaan Softlens bagi Mata
Mengenakan softlens untuk waktu yang lama dan saat tidur dapat secara signifikan meningkatkan risiko komplikasi serius pada kesehatan mata. Mata kering hingga konjungtivitis adalah beberapa risiko yang mengintai di mata Anda. Jika Anda masih belum menyerah pada lensa kontak terlalu lama, berikut adalah 6 risiko penggunaan softlens yang perlu Anda waspadai:
1. Konjungtivitis atau Mata Merah
Konjungtivitis atau mata merah pada mata juga dapat terjadi jika Anda memakai softlens untuk waktu yang lama, bahkan jika Anda tidak melepasnya selama beberapa hari. Softlens akan menciptakan lingkungan lembab di mata yang menjadi tempat berkembang biaknya mikroorganisme seperti virus dan bakteri.
Padahal, jika tidak ditangani dengan baik, masalah kecil ini bisa menimbulkan berbagai komplikasi, tergantung jenis konjungtivitis yang dialami seseorang. Seperti dalam kasus konjungtivitis menular, bakteri dapat memasuki aliran darah dan menyerang jaringan tubuh. Komplikasi jenis ini juga dapat menyebabkan infeksi telinga tengah dan bahkan infeksi pada lapisan pelindung otak dan sumsum tulang belakang.
Konjungtivitis juga dapat memicu keratitis (radang pada kornea mata). Keratitis ini dapat membuat pasien lebih sensitif terhadap cahaya. Bahkan, jika ulkus berkembang pada kornea dan menyebabkan kerusakan permanen, dapat menyebabkan kebutaan.
Selain itu, saat memakai softlens, kornea kekurangan oksigen. Pada saat yang sama, tubuh tidak dapat secara efektif melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Konjungtivitis papiler raksasa (GPC) adalah jenis konjungtivitis yang paling umum dialami oleh pemakai lensa kontak karena iritasi lensa kontak yang berulang.
2. Mata mengalami kekurangan oksigen
Oksigen sangat penting bagi mata. Lensa kontak mencegah oksigen masuk ke mata karena terlalu lama berada di mata dan menutupi seluruh Kornea. Oleh karena itu, memakai lensa kontak atau contact lens selama beberapa hari hingga sebulan dapat mengurangi suplai oksigen ke mata.
3. Mata kering
Mengenakan lensa kontak untuk waktu yang lama dapat menyebabkan mata kering. Menurut sebuah studi tahun 2008 yang diterbitkan dalam jurnal Optometry and Vision Science, sekitar setengah dari pemakai lensa kontak mengalami mata kering. Mata kering dapat menyebabkan rasa sakit, terbakar, atau perasaan berpasir, seolah-olah ada sesuatu di mata. Beberapa orang juga mengalami penglihatan kabur. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan saat memakai lensa kontak.
Mata kering adalah fenomena yang terjadi ketika mata menjadi lemah dan gatal. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada kornea. Softlens menyerap sebagian besar air mata Anda agar tetap lembut, sehingga mata Anda bisa menjadi kering. Anda dapat menghindarinya dengan tidak memakai softlens sepanjang waktu, sering istirahat, dan menggunakan obat tetes mata untuk menjaga agar Kornea tetap terlumasi.
Penderita Mata Kering kerap merasakan ketidaknyamanan, karena itu National Eye Center juga menyediakan “Dry Eye Center”. Layanan Dry Eye Center ini membantu penderita Mata Kering mendapatkan terapi agar kondisi mata bisa kembali normal
4. Alergi dan Infeksi Mata
Jika Anda memakai lensa kontak terlalu lama, Anda dapat mengembangkan infeksi mata jangka panjang atau alergi. Infeksi terjadi karena abrasi kornea. Jika Anda memiliki mata kering atau jika lensa kontak Anda tidak ditempatkan dengan benar di permukaan mata Anda, hal itu dapat menyebabkan abrasi kornea.
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dalam Morbidity and Mortality Weekly Report (MMWR), satu dari lima infeksi mata terkait lensa kontak dapat menyebabkan kerusakan mata yang serius.
5. Ulkus Kornea
Kondisi ini berkembang menjadi ulkus kornea ketika bakteri, jamur dan virus muncul di kornea dan tidak diobati. Dalam kasus ekstrim, kondisi ini bahkan dapat menyebabkan kebutaan permanen.
6. Ptosis
Jika kelopak mata Anda mulai mengeluarkan cairan seperti air liur dan Anda tidak dapat membukanya, Anda mungkin mengalami ptosis. Terkadang cairan ini juga masuk ke jaringan dan menarik kelopak mata, terutama saat melepas lensa kontak.
Ptosis ini sendiri dapat ditangani melalui tindakan operatif yang lebih merujuk ke estetika mata. National Eye Center sendiri menyediakan layanan Eyesthetic Center yang bisa merekonstruksi tampilan mata.
7. Refleks Kornea Berkurang
Softlens yang kotor dapat menyebabkan goresan atau lecet pada kornea. Anda perlu berhati-hati karena kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang parah. Jika tidak segera ditangani, refleks kornea ini dapat menyebabkan penurunan kualitas penglihatan.
Refleks kornea adalah cara otak memberi tahu kelopak mata untuk menutup ketika bahaya terjadi. Misalnya benda terbang, hembusan angin, atau apapun yang bisa merusak mata. Jika Anda memakai softlens secara teratur, itu bisa melemahkan refleks ini. Ini berarti kelopak mata tidak menutup cukup cepat, yang bisa berbahaya dalam beberapa kasus.
Dengan menyadari efek negatif tersebut, Anda perlu lebih memperhatikan kesehatan mata Anda. Ingat, semakin lama Anda menggunakan softlens tanpa melepasnya, semakin banyak bakteri dan virus yang bisa Anda dapatkan. Hal ini akan mengurangi suplai oksigen ke kornea dan akhirnya merusak mata.
Baca juga:
Amati Gejala yang Bisa Muncul
Pemakaian softlens yang terlalu lama atau salah memang menimbulkan berbagai macam keluhan. Jadi, apa saja gejala yang mungkin terjadi? Gejala yang mungkin timbul antara lain:
- Ketidaknyamanan pada mata.
- Produksi air mata yang berlebihan.
- Sangat sensitif terhadap cahaya.
- Merasa gatal, terbakar, atau berpasir.
- Mata merah luar biasa.
- Penglihatan kabur.
- Pembengkakan.
- Timbulnya rasa sakit.
Cara Mencegah Bahaya Softlens
Berikut adalah beberapa cara menggunakan softlens yang perlu diperhatikan :
1. Mengikuti instruksi pada kemasan
Softlens terdiri dari beberapa jenis, masing-masing dengan aturan penggunaan yang berbeda. Oleh karena itu, pastikan untuk mengikuti dan memperhatikan petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan. Selain petunjuk yang tercantum, Anda dapat mengikuti petunjuk yang diberikan oleh dokter Anda.
2. Menjaga kebersihan softlens
Kebersihan softlens merupakan kunci utama agar Anda dapat terhindar dari bahaya yang dapat terjadi dengan lensa kontak. Disarankan agar Anda rutin membersihkan lensa kontak dengan larutan khusus sesuai petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan produk dan petunjuk dokter. Juga, hindari memakai lensa kontak saat mandi dan berenang, atau ketika lensa kontak Anda tampak rusak.
3. Menghindari penggunaan softlens saat tidur
Untuk keamanan, kesehatan dan kenyamanan mata, hindari lensa kontak saat tidur. Menggunakan lensa kontak saat tidur meningkatkan risiko keratitis, yaitu peradangan pada kornea. Kondisi ini bisa berbahaya karena risiko gangguan penglihatan bahkan kebutaan.
4. Membersihkan tempat penyimpanan softlens
Bersihkan wadah lensa kontak dengan larutan lensa kontak minimal seminggu sekali, lalu buka hingga kering. Juga, ganti kotak penyimpanan dengan yang baru setiap 3 bulan.
Selain beberapa tips di atas, ingatlah untuk selalu menjaga kebersihan tangan sebelum menyentuh lensa kontak. Meski terlihat bersih, bukan berarti tanganmu bebas dari kuman.
Baca Juga :
- Kenali Ciri-ciri Mata Minus agar Tak Berakibat Serius
- Apakah Operasi Lasik Berbahaya? Ini yang Perlu Anda Tahu
Jika mengalami Gejala Iritasi atau Infeksi
Jika Anda mengalami gejala iritasi atau infeksi akibat pemakaian lensa kontak, ikuti langkah-langkah berikut:
1. Jika Anda mengalami iritasi atau infeksi mata, segera lepaskan lensa kontak dan jangan gunakan kembali.
2. Segera hubungi atau temui dokter Anda untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
3. Alih-alih membuang lensa kontak, biarkan di tempatnya agar dokter bisa memeriksa kondisi lensa kontak. Tujuannya untuk mengetahui penyebab ketidaknyamanan mata.
LASIK – Solusi merdeka dari Softlens
Hingga saat ini belum ada bukti penelitian tentang pengobatan herbal yang dapat menyembuhkan mata minus. Lasik adalah teknik dan pengobatan teraman yang telah terbukti membebaskan penderitanya dari miopia.
Laser In Situ Keratomileusis adalah singkatan dari Lasik. Lasik adalah prosedur laser untuk mengoreksi kelainan refraksi sehingga tidak diperlukan lagi kacamata dan softlens maupun hardlens. Pada sadarnya, Lasik merupakan salah satu metode atau teknik yang termasuk dalam Laser Vision Correction (LVC).
National Lasik Center (NLC) adalah Pusat Bedah Refraksi Laser (Lasik Center) yang didedikasikan untuk memberikan layanan lasik oleh dokter spesialis mata ahli di bidang operasi bedah refraktif dan dengan dukungan teknologi modern.
Sebelum memutuskan jenis metode yang akan digunakan, perlu dilakukan pemeriksaan dasar, Pre-Lasik, dan melakukan konsultasi dengan dokter spesialis mata terlebih dahulu. Sebelum menjalankan prosedur Lasik, Anda dapat memilih dari 3 jenis metode Lasik di NLC.
Baca juga :
- Batas usia Lasik, Minimal Berapa Tahun dan Maksimal Berapa?
- Tak Perlu ke Luar Negeri, Metode Lasik Terlengkap Bisa Ditemukan di Indonesia Timur
Jenis – Jenis Lasik
Tindakan Laser Vision Correction (LVC) atau dikenal dengan Lasik memiliki 3 jenis atau metode Lasik. Setiap metode lasik memiliki kelebihan masing-masing dan jika mata Anda dalam kondisi baik dan memungkinkan untuk mendapatkan jenis atau metode Lasik apapun, maka pilihan ada di tangan Anda.
Berikut 3 metode Lasik yang perlu Anda ketahui :
- ReLEx SMILE (Refractive Lenticule Extraction – Small Incision Lenticule Extraction)
ReLEx SMILE adalah generasi ketiga dari LVC. Prosedur Relex Smile tanpa pembuatan flap. Dengan teknologi LASIK terbaru, operasi laser membutuhkan waktu beberapa detik dan operasi membutuhkan waktu beberapa menit. Sangat nyaman, tidak sakit. Namun, ReLEx SMILE hanya dapat mengoreksi mata negatif hingga -10 dioptri.
2. Femto Lasik (Laser Assisted In-Situ Keratomielusis)
Femto Lasik adalah generasi kedua dari LVC. Operasi Femto Lasik dilakukan dengan membuat flap dan laser untuk mengoreksi mata negatif, kemudian menutupnya kembali. Prosedur pemulihan yang tidak menyakitkan dan cepat ini juga mengoreksi mata negatif menjadi -12 dioptri.
3.PRK (Photorefractive Keratectomy)
PRK adalah LVC generasi pertama. Operasi PRK dilakukan dengan cara ablasi atau pengangkatan permukaan kornea. Metode ini dapat mengoreksi mata negatif hingga -12 dioptri.
Baca Juga:
Anda yang memiliki miopia bebas menentukan jenis alat bantu penglihatan yang akan Anda gunakan. Namun Anda juga perlu mempertimbangkan dampak yang akan timbul dari penggunaan alat bantu penglihatan yang dipilih, seperti softlens dan hardlens. Tentunya ketika Anda telah memilih, lakukan konsultasi dengan dokter spesialis mata, membaca petunjuk penggunaan dan perawatan pada kotak softlens, dan senantiasa menjaga kebersihan baik di area mata, wajah maupun tangan.
Solusi bagi Anda yang takut akan risiko dari softlens atau ingin merdeka dari alat bantu penglihatan, hanya dengan melakukan prosedur Lasik. Anda juga dapat memilih metode yang akan digunakan setelah melakukan Pre-Lasik dan berkonsultasi dengan dokter spesialis mata.
Saksikan Video Rekomendasi tentang lasik people Lancar menggapai karir setelah Lasik :