Operasi LASIK semakin populer sebagai solusi atas miopia (mata minus) sehingga terbebas dari kacamata. Bagaimana dengan mata plus, apakah LASIK bisa mengatasi mata plus?
Sebelum menjawab pertanyaan ini, perlu kita ketahui tentang apa itu LASIK dan fungsinya. Kemudian tentang mata plus yang ternyata ada dua.
LASIK Tak Hanya untuk Miopia
LASIK (laser-assisted in situ keratomileusis) adalah sebuah prosedur operasi laser untuk memperbaiki kelainan refraksi sehingga terbebas dari kacamata atau lensa kontak. Operasi LASIK akan membentuk kembali kornea sehingga bias cahaya jatuh tepat di retina. Jadi, LASIK tak hanya untuk miopia, meskipun ini kelainan refraksi terbanyak dan LASIK menjadi solusinya.
Seperti kita ketahui, pada mata normal, bias cahaya jatuh pada titik fokus tepat di retina. Sehingga penglihatan jelas dan tidak kabur. Apabila bias cahaya jatuh pada titik fokus di depan retina, objek yang jauh akan terlihat kabur. Inilah miopia (rabun jauh) yang oleh masyarakat umum biasa disebut mata minus.
Sebaliknya, apabila bias cahaya jatuh pada titik fokus di belakang retina, objek yang dekat akan terlihat kabur. Inilah hipermetropi (rabun dekat) yang oleh masyarakat umum biasa disebut mata plus. Sedangkan ketika bias cahaya jatuh pada titik fokus lebih dari satu, inilah astigmatisme (silinder).
Ketiga kelainan refraksi tersebut, operasi LASIK bisa mengatasinya dengan cara membentuk kembali kornea.
Dan sebenarnya, LASIK merupakan salah satu metode dalam Laser Vision Correction (LVC). Selain LASIK, ada pula PRK (Lasek) dan relex SMILE. Namun, masyarakat awam menyebut ketiga metode ini sebagai LASIK.
Baca juga: Perbedaan PRK, LASIK, dan Relex SMILE
Dua Jenis Mata Plus
Jadi, apakah operasi LASIK bisa mengatasi mata plus? Tunggu dulu. Ada dua jenis mata plus. Pertama, hipermetropi (rabun dekat). Kedua, presbiopi (mata tua).
Meskipun masyarakat umum menyebutnya sama-sama mata plus, hipermetropi dan presbiopi berbeda. Hipermetropi (rabun dekat) terjadi akibat bentuk kornea maupun lensa mata yang tidak normal. Sedangkan presbiopi (mata tua) disebabkan oleh otot di sekitar lensa yang menjadi kaku akibat faktor penuaan.
Sebagaimana penjelasan di atas, operasi LASIK mengoreksi kelainan refraksi dengan cara membentuk kembali kornea menggunakan laser. Sehingga, hipermetropi (rabun dekat), LASIK bisa menjadi solusi untuk ‘menyembuhkan’ secara permanen. Sebab hipermetropi merupakan mata plus akibat bentuk kornea yang membuat bias cahaya jatuh di belakang retina.
Dengan operasi LASIK, kornea dibentuk kembali sehingga lensa matanya tepat membuat bias cahaya jatuh di retina.
Hal ini berbeda dengan mata plus akibat presbiopi. Karena faktor penyebabnya adalah kakunya otot di sekitar lensa, bukan faktor kornea.
Jadi, kesimpulannya, operasi LASIK bisa mengatasi mata plus dalam arti hipermetropi (rabun dekat). Lalu bagaimana dengan presbiopi? Tidak perlu khawatir, sekarang ada LASIK Monovision.
LASIK Monovision
Apa itu LASIK Monovision? Sebelum menjelaskan definisinya, perlu kita ketahui bahwa ada dua jenis LASIK dari sisi jumlah koreksinya.
Pertama, full distance LASIK. Yakni LASIK yang mengoreksi penuh minus pada mata. Misalnya mata kanan -6.00 dioptri dan mata kiri -5.50 dioptri. Maka, mata kanan dikoreksi dengan LASIK sehingga menjadi normal 0 dioptri. Demikian pula mata kiri.
Kedua, LASIK monovision. Yakni LASIK yang mengoreksi penuh satu mata yang dominan untuk melihat jauh sedangkan mata lainnya akan disisakan sesuai dengan nilai add-nya.
Misalnya pada pasien usia 44 tahun dengan mata -6.00 dioptri dan mata kiri -5.50 dioptri serta mengalami perbiopi plus 1. Maka saat operasi LASIK, dokter mata akan mengoreksi penuh mata kanan sedangkan mata kiri dikoreksi S – 4.50.
Sehingga, pasca operasi LASIK, mata kanan bisa melihat jauh dengan jelas dan mata kiri bisa melihat dekat dengan jelas. Tentu awalnya perlu adaptasi. Adaptasi ini bisa membutuhkan waktu satu bulan. Namun kemudian, kedua mata bisa digunakan melihat secara bersama-sama dengan jelas.
Banyak pasien National Lasik Center (NLC) yang sudah sukses menjalani LASIK Monovision. Misalnya Pak Arip Imawan yang berprofesi sebagai pengacara. Kisah Pak Arip dan pasien Monovision lainnya bisa dibaca di artikel LASIK Monovision. #HappyLasik #TrulyLasik []