Mata minus menjadi momok bagi banyak orang. Melihat objek yang jauh tampak kabur tentu bukan hal yang nyaman. Apalagi jika berkendara, tentu berbahaya. Apa saja penyebab mata minus sehingga saat ini jumlah penderitanya makin banyak? Lalu bagaimana cara menyembuhkan mata minus dan mengatasinya? Mari simak penjelasan berikut!
Daftar Isi
ToggleApa Itu Mata Minus?
Mata minus atau istilah medisnya miopia atau rabun jauh adalah kelainan refraksi yang mengakibatkan benda yang jauh tampak kabur sedangkan benda yang dekat masih tampak jelas. Mengapa benda yang jauh tampak kabur? Hal ini terjadi karena sinar sejajar yang masuk ke dalam mata, bayangannya jatuh di depan retina. Pada mata normal. Bayangan ini jatuh tepat pada retina, dan bukan di depan atau di belakangnya.
Jumlah penderita mata minus cenderung semakin banyak. Apalagi di era digital dan masa pandemi yang gaya hidupnya lebih banyak di depan gadget.
Direktur National Lasik Center (NLC) dr. Diaz Alamsyah Sudiro, SpM. menjelaskan, miopia yang merupakan kasus tertinggi di antara kelainan refraksi lainnya, jumlahnya semakin meningkat seiring kemajuan teknologi digital.
“Kasus miopia ini akan bertambah di kemudian hari seiring dengan kemajuan teknologi digital,” kata dr Diaz, dua tahun lalu.
Penyataan dr Diaz itu sejalan dengan temuan WHO yang menunjukkan prevalensi miopia terus meningkat. Temuan WHO menunjukkan, sekitar 40% dari populasi dunia atau 3,3 miliar orang akan menderita miopia pada 2030. Bahkan pada 2050 mendatang, minimal separuh populasi dunia atau 4,8 miliar orang akan mengalami mata minus.
Gaya hidup di masa pandemi terkonfirmasi meningkatkan prevalensi miopia. Studi di Tiongkok menunjukkan data tersebut. Selama 2020, anak usia 6 sampai 8 tahun ternyata tiga kali lipat lebih rawan terkena miopia daripada tahun-tahun sebelumnya.
Penyebab Mata Minus
Jadi, apa saja penyebab mata minus agar kita bisa menghindarinya, serta menurunkan resiko terkena miopi?
Secara fisiologi, seseorang mengalami miopia atau mata minus karena dua hal. Pertama, panjang bola mata lebih dari rata-rata. Kondisi ini istilahnya miopia aksial. Kedua, kekuatan refraksi mata yang terlalu besar. Kondisi ini istilahnya miopia refraktif.
Keduanya, baik miopia aksial maupun miopia refraktif, sama-sama menyebabkan bayangan jatuh pada titik fokus di depan retina. Akibatnya, objek yang jauh terlihat tidak jelas alias kabur.
Beberapa penyebab mengapa bola mata lebih panjang atau kekuatan refraksi terlalu besar antara lain sebagai berikut:
1. Keturunan
Penyebab mata minus pertama adalah faktor genetik atau keturunan. Seseorang yang orang tuanya menderita mata minus, memiliki risiko lebih besar untuk mengalami hal yang sama.
Jika kamu mengalami mata minus, coba perhatikan apakah ayah atau ibu kamu juga mengalaminya. Jika keduanya tidak ada yang minus, coba perhatikan kakek, nenek, paman, atau bibi. Jika ada yang mengalaminya, fix penyebab mata minus kamu adalah faktor genetik.
Faktor genetik ini tidak bisa dihindari. Yang bisa kamu upayakan adalah mengurangi risiko dengan mengelola faktor-faktor berikutnya di bawah ini.
2. Kebiasaan membaca yang salah
Orang yang biasa membaca terlalu dekat dengan mata lebih rentan mengalami mata minus. Demikian pula membaca di tempat gelap. Mengapa? Hal ini dikarenakan mata kita dipaksa untuk berakomodasi lebih.
Untuk mengurangi risiko mata minus, biasakan untuk membaca di tempat yang terang dan atur jarak antara buku dengan mata sekitar 25–30 cm. Selain itu, terapkan rumus 20-20-20, yakni setelah 20 menit menatap buku, istirahatkan mata selama 20 detik dengan memandang objek lain yang berjarak kurang lebih 20 feet (6 meter).
3. Menatap layar gadget jarak dekat
Mirip dengan penyebab mata minus poin dua, poin tiga ini terkait gadget atau layar monitor. Melihat monitor komputer atau gadget terlalu dekat juga meningkatkan risiko mata minus. Bahkan level keparahannya lebih tinggi daripada buku. Mengapa? Sebab gadget atau layar komputer memiliki radiasi.
Untuk mengurangi risiko mata minus, kurangi waktu menatap layar komputer atau gadget. Aplikasikan aturan 1-2-10. Yaitu 1 feet (sekitar 30 cm) jarak mata dengan smartphone, 2 feet (sekitar 60 cm) jarak mata dengan komputer, dan 10 feet (sekitar 3 meter) jarak mata dengan TV.
Terapkan pula rumus 20-20-20. Setiap 20 menit menatap layar, istirahatkan mata selama 20 detik dengan memandang objek lain yang berjarak kurang lebih 20 feet (6 meter).
4. Kurang sinar matahari
Penyebab mata minus berikutnya adalah kurang sinar matahari. Orang yang jarang beraktivitas di luar ruangan sehingga kurang mendapatkan sinar matahari lebih berisiko terkena mata minus. Faktor ini pula yang meningkatkan prevalensi miopia di masa pandemi, selain perubahan gaya hidup yang lebih sering menggunakan gadget.
Solusinya, agendakan setiap hari keluar rumah untuk mendapatkan sinar matahari. Kalaupun aktivitasnya hanya di rumah (misal WFH atau ibu rumah tangga yang tidak suka keluar rumah), upayakan keluar rumah untuk mendapatkan sinar matahari.
5. Kekurangan vitamin D
Sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang mengalami kekurangan vitamin D berisiko mengalami miopia alias mata minus. Ini juga berkaitan dengan penyebab mata minus sebelumnya karena salah satu cara memperoleh vitamin D adalah dengan terkena sinar matahari.
Selain berjemur di bawah sinar matahari, cara mendapatkan vitamin D adalah dengan mengonsumsi makanan laut dan ikan berlemak, serta mengonsumsi kuning telur dan jamur.
Baca Juga: Biaya Operasi Mata Minus Berdasar Metode Lasik
Bebas kacamata selamanya dalam hitungan detik
Cara Mengatasi Mata Minus dengan Efektif
Setelah mengetahui penyebab mata minus, berikutnya adalah bagaimana cara menyembuhkan mata minus. Secara singkat, ada lima cara mengatasinya. Dua cara pertama adalah koreksi temporal dengan kacamata dan lensa kontak. Tiga cara berikutnya adalah koreksi permanen dengan Laser Vision Correction (LVC), yakni PRK, Femto LASIK, dan Relex SMILE. Masyarakat umum menyebut ketiganya dengan istilah yang sama yaitu operasi LASIK.
Untuk lebih jelasnya, lima cara tersebut –Kacamata, Lensa kontak, PRK, Femto LASIK, Relex SMILE- bisa dibaca di artikel Cara Menyembuhkan Mata Minus. Kelimanya tentu membutuhkan panduan dari dokter mata.
Itulah penjelasan mengenai mata minus yang perlu Anda ketahui. Jika Anda punya keraguan atau pertanyaan seputar kelainan refraksi lainnya, Anda bisa langsung datang ke National Eye Center sebagai pusat lasik Surabaya yang terpercaya di Indonesia.
Dengan berkonsultasi pada dokter profesional, Anda akan mendapatkan penanganan Lasik yang terbaik dan bebas resiko untuk kesehatan mata Anda yang optimal. Prosedur Lasik yang aman dan efektif, menjadikan Anda bebas beraktivitas tanpa ketergantungan kacamata atau softlens.
Di National Eye Center Surabaya Anda juga bisa mendapatkan perawatan lain seperti terapi mata minus anak (Ortho K), pengobatan katarak melalui katarak lensa premium, hingga eyesthetic (kecantikan mata).
Tunggu apa lagi? Yuk Lasik di tempat lasik kredibel hanya di National Eye Center!