Bagi yang belum operasi lasik, mungkin masih ada banyak pertanyaan. Apakah lasik itu sakit, apakah operasinya lama, dan sebagainya. Sepuluh pertanyaan mendasar bisa didapatkan jawabannya di posting Pertanyaan Seputar Lasik.
Sebenarnya wajar ketika seseorang belum mengalami sesuatu lalu muncul pertanyaan tentang sesuatu itu. Tidak hanya soal operasi lasik, soal apa pun pasti begitu. Setelah mengalami sendiri, seluruh pertanyaan itu terjawab tuntas. Karenanya, kami bagikan pengalaman lasik dari dua alumni National Lasik Center (NLC). Pak Arip Imawan, seorang pengacara. Dan Pak Pitra, seorang manager di KMU. Keduanya telah membagikan kisahnya, bahkan di channel pribadi.
Operasi Lasik Tidak Sakit
Hal yang paling ditakutkan seseorang sebelum menjalani operasi adalah rasa sakit. Operasi apa pun. Meskipun sudah tahu bahwa saat operasi tidak akan terasa sakit dengan pemberian anestesi, orang masih takut dengan rasa sakit pasca operasi.
Operasi lasik jauh lebih ringan dibandingkan dengan operasi lainnya. Beberapa menit menjelang tindakan operasi lasik, diberikan anestesi lokal berupa tetes mata.
“Tidak sakit, baik saat operasi maupun sesudahnya,” kata Pitra yang sudah menjalani Femto Lasik.
“Saya merasakan saat mata saya dioperasi. Tapi tidak sakit dan tidak perih sama sekali,” tutur Arip. Ia mengambil lasik monovision karena usianya 41 tahun dan mengalami presbiopi.
Apalagi untuk prosedur Relex Smile, rasanya jauh lebih nyaman. Rasa sakitnya tidak ada sama sekali.
Operasi Lasik Berlangsung Cepat
Tidak seperti yang orang bayangkan tentang lamanya operasi, operasi lasik berlangsung singkat. Mulai masuk ruang operasi hingga keluar dari ruang itu, hanya butuh waktu sekitar 30 menit. Sedangkan tindakan operasi laser sendiri hanya hitungan detik.
“Dr Diaz mengatakan, ‘Pak Arip, pandangannya fokus ke titik hijau.’ Lantas saya fokus ke titik hijau itu saja. Warna yang lain seperti merah, kuning, saya abaikan. Saya fokus melihat warna hijau. Lalu warna hijau yang kecil itu makin lama makin banyak. Akhirnya semua menjadi hijau. Hijau, hijau, lalu jadi warna putih, plas hilang. Hanya 15 detik. Operasi lasik selesai untuk mata kanan. Lalu lanjut mata kiri,” kata pengacara yang juga alumni S2 Hukum itu.
Pak Pitra juga berbagi pengalaman lasik serupa. Tindakan operasi berlangsung singkat, jauh lebih cepat dibandingkan dengan apa yang ia bayangkan sebelum operasi.
Melihat Kembali Dunia Tanpa Kacamata
Setelah operasi lasik selesai, dokter menyuruh melihat jam dinding yang ada di ruang operasi. Saat itulah, baik Pak Arip maupun Pak Pitra bisa melihat jam untuk pertama kalinya tanpa kacamata.
“Meskipun masih ada kaburnya, saya bisa melihat jam tanpa kacatama. Setelah operasi, dokter menyuruh saya menoleh ke arah jam dinding. ‘Pak Arip, itu jam berapa?’ Saya jawab, ‘Jam delapan lebih lima.’ Sontak, semua dokter dan perawat bilang, ‘Alhamdulillah, sukses sukses sukses.’ Ya Allah, plong rasanya,” kata Pak Arip.
Operasi itu berlangsung malam hari karena ia tak ingin membatalkan puasa Ramadhannya. Besok paginya, ia bisa melihat dunia terang benderang tanpa kacamata. Begitu bangun dan bisa melihat jam dengan jelas, ia kemudian naik ke loteng. Melihat pemandangan yang sebelumnya tidak bisa ia saksikan tanpa kacamata.
“Saya bisa melihat masjid, menara masjid, dan jalan tol dengan jelas tanpa kacamata. Bahkan lebih terang dibandingkan dengan memakai kacamata sebelumnya. Saya seperti melihat dunia yang baru.”
Pengacara yang tergabung dalam Moslem Lawyers Association (MLA) itu melanjutkan, empat hari pasca operasi, ia sudah bisa menyetir mobil. Tidak lagi menggunakan kacamata.
Capaian lebih cepat dialami oleh Pak Pitra. Sebab ia tidak pakai monovision. Usianya lebih muda, hanya mengalami miopi, tidak mengalami presbiopi sehingga tidak perlu lasik monovision.
“Begitu selesai operasi, saya disuruh melihat jam dan masya Allah… saya bisa melihat jam berapa tanpa kacamata. Dan besoknya saat kontrol pasca operasi, penglihatan saya sudah sangat jelas. Dokter menyatakan hasil operasi bagus. Alhamdulillah.”
Operasi lasik yang sudah ia angankan sejak 2012 akhirnya menjadi kenyataan. Hadirnya NLC membuatnya tidak harus operasi di kota yang jauh apalagi di luar negeri. Kendala selama belasan tahun saat memakai kacamata, kini usai sudah. Ia bersyukur bisa melihat dunia dengan jelas tanpa kacamata atau lensa kontak. []