Sjogren’s Syndrome adalah salah satu permasalahan mata yang gejalanya adalah mata terasa kering, mata berpasir dan lain lain. Permasalahan ini bukan permasalahan mata ringan seperti mata panda, sehingga perlu perawatan khusus untuk penyembuhannya. Disini Minel akan membahas detail terkait Sjogren’s Syndrome. Yuk simak selengkapnya!
Daftar Isi
ToggleApa Itu Sjogren’s Syndrome?
Sjogren’s Syndrome adalah gangguan autoimun sehingga mempengaruhi kelenjar yang memproduksi air mata dan air liur, menyebabkan gejala utama berupa mata kering. Pada kondisi autoimun, sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh yang sehat, dan pada Sjogren’s Syndrome, yang diserang adalah kelenjar eksokrin seperti kelenjar air mata. Penyebab pasti dari penyakit ini belum sepenuhnya diketahui, namun diperkirakan ada faktor genetik dan lingkungan yang berperan. Sindrom Sjogren lebih sering terjadi pada wanita, terutama mereka yang berusia di atas 40 tahun. Pengobatan biasanya ditujukan untuk meredakan gejala, seperti menggunakan air mata buatan, mengkonsumsi air lebih banyak, dan mengobati masalah lain yang muncul.
Penyebab Sjogren’s Syndrome
Sindrom Sjogren lebih sering terjadi pada wanita, terutama mereka yang berusia di atas 40 tahun. Walaupun Penyebab pasti Sjogren’s Syndrome belum sepenuhnya dipahami, namun para ahli percaya bahwa kombinasi faktor genetik, lingkungan, dan autoimunitas berperan dalam perkembangan penyakit ini. Berikut adalah beberapa faktor yang diduga berkontribusi:
1. Autoimunitas
Sjogren’s Syndrome adalah penyakit autoimun, yang berarti sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri. Pada Sjogren’s Syndrome, sistem kekebalan terutama menyerang kelenjar penghasil air mata dan air liur, meskipun organ lain juga bisa terdampak.
2. Faktor Genetik
Ada bukti bahwa kecenderungan genetik dapat mempengaruhi resiko seseorang terkena Sjogren’s Syndrome. Orang dengan riwayat keluarga penyakit autoimun cenderung lebih berisiko terkena kondisi ini.
3. Faktor Lingkungan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa infeksi virus atau bakteri tertentu mungkin memicu respons autoimun pada individu yang rentan secara genetik. Namun, hubungan ini masih belum sepenuhnya jelas.
4. Faktor Hormonal
Sjogren’s Syndrome lebih sering terjadi pada wanita, terutama mereka yang berusia di atas 40 tahun, yang menunjukkan bahwa hormon mungkin memainkan peran dalam penyakit ini.
5. Gangguan Autoimun Lain
Sjogren’s Syndrome sering terjadi bersamaan dengan gangguan autoimun lain seperti rheumatoid arthritis atau lupus, yang menunjukkan adanya keterkaitan antara penyakit-penyakit ini.
Secara keseluruhan, perkembangan Sjogren’s Syndrome dipicu oleh interaksi antara faktor-faktor ini, yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar dan jaringan lain sehingga dalam pengobatannya perlu dalam pengawasan dokter mata.
Baca Juga: Benarkah kelainan Refraksi bisa Menyebabkan Kebutaan? Simak Penjelasannya!
Tanda dan Gejala Sjogren’s Syndrome
Tanda dan gejala Sjogren’s Syndrome dapat bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung pada organ yang terkena. Gejala Sindrom Sjogren Pada mata terutama berhubungan dengan kekeringan, karena sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar yang memproduksi air mata. Berikut adalah gejala utama yang sering dialami pada mata:
- Mata kering (keratoconjunctivitis sicca): Kondisi ini membuat mata terasa kering, seperti ada pasir atau benda asing di dalamnya.
- Sensasi terbakar atau gatal: Mata terasa seperti terbakar, terutama setelah lama menatap layar atau membaca.
- Mata merah: Iritasi akibat kekeringan dapat menyebabkan kemerahan pada mata.
- Penglihatan kabur: Kekeringan yang ekstrim bisa mempengaruhi ketajaman penglihatan seperti terkena miopi.
- Sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia): Mata menjadi lebih sensitif terhadap cahaya terang.
- Lelah mata: Mata cepat lelah, terutama saat melakukan aktivitas yang memerlukan fokus visual.
- Lendir di sekitar mata: Beberapa orang mungkin menyalahkan keluarnya lendir atau kotoran mata yang lengket.
- Kesulitan memakai lensa kontak: Kekeringan membuat penggunaan lensa kontak tidak nyaman atau bahkan menyakitkan.
Jika tidak ditangani, gejala ini dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada kornea, meningkatkan risiko infeksi, dan memengaruhi kualitas hidup pasien. Biasanya, air mata buatan atau pelumas mata direkomendasikan untuk membantu mengatasi gejala ini.
Baca Juga: Dry Eye Center: Terapi Mata Kering Untuk Penglihatan Optimal
Sjogren’s Syndrome Bisa Sembuh?
Sjogren’s Syndrome adalah penyakit autoimun yang saat ini tidak bisa disembuhkan sepenuhnya. Namun, gejalanya bisa dikelola dengan baik melalui perawatan yang tepat. Fokus pengobatan adalah meredakan gejala, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup, berikut beberapa cara pengelolaan gejala:
- Pengobatan untuk Mata Kering: Air mata buatan, gel mata, atau obat tetes mata yang mengandung cyclosporine dapat digunakan untuk meredakan kekeringan pada mata.
- Perawatan untuk Gejala Sistemik: Jika organ lain terpengaruh, obat anti-inflamasi, kortikosteroid, atau imunosupresan mungkin diresepkan untuk mengendalikan peradangan dan respons autoimun.
- Perubahan Gaya Hidup: Menjaga kebersihan mata, menghindari lingkungan kering, serta menghindari pemicu seperti asap rokok yang dapat memperburuk gejala katarak dan Sjogren’s Syndrome.
Dengan perawatan yang tepat, banyak pasien dengan Sjogren’s Syndrome dapat menjalani kehidupan yang relatif normal, meskipun harus terus memantau dan mengelola kondisinya. maka dari itu sebaiknya rutin periksakan mata Anda. Anda bisa melakukan periksa dini kondisi dan kesehatan mata di NEC tempat Lasik kredibel di surabaya yang juga bisa mengatasi berbagai permasalahan mata seperti terapi mata minus anak dll. Yuk buruan datang sekarang juga!
Saksikan Pula Video Kesehatan Mata Lainnya