Operasional: Senin - Sabtu | 09:00 - 18:00 WIB

Operasional: Senin - Jumat | 09:00 - 20:00 WIB - Sabtu | 09:00 - 16:00 WIB

Atur jadwal kedatangan terlebih dahulu

Mengenal Ablasio Retina: Penyebab, Gejala, dan Cara Menyembuhkan

Retina memiliki peran vital dalam penglihatan (mata). Penyakit yang menyerang retina bisa membuat peran bagian mata ini terganggu bahkan menyebabkan kebutaan. Salah satunya adalah Ablasio Retina. Penyakit apakah itu, apa penyebab dan gejalanya serta bagaimana cara menyembuhkannya? Simak selengkapnya di bawah ini!

Apa Itu Ablasio Retina

Apa Itu Ablasio Retina

 

Ablasio retina adalah kondisi di mana lapisan retina sensorik terpisah atau terlepas dari epitel pigmen retina (RPE). Secara sederhana, kondisi ini adalah lepasnya retina dari tempat normalnya. Terlepasnya lapisan retina sensorik dari RPE ini menyebabkan bergesernya fokus sinar, sehingga tajam penglihatan menurun.

Ablasio retina merupakan kondisi darurat yang bisa mengancam penglihatan, bahkan bisa menyebabkan kebutaan permanen. Oleh karenanya diperlukan deteksi dini serta penanganan yang cepat dan tepat untuk menghindari ancaman tersebut.

 

Penyebab Ablasio Retina

Penyebab Ablasio Retina

 

Sejumlah faktor yang dapat berkontribusi terhadap timbulnya ablasio retina antara lain adalah usia, mata minus (miopia) yang tinggi, trauma, riwayat diabetes, dan beberapa riwayat kelainan imunologik.

Berdasarkan patofisiologi, ablasio retina terbagi menjadi tiga jenis yakni ablasio retina regmatogen atau rhegmatogenous retinal detachment (RRD), ablasio retina traksional atau tractional retinal detachment (TRD), dan ablasio retina eksudatif. Ketiganya memiliki penyebab yang berbeda.

Ablasio Retina Regmatogen

Kelainan mata ini merupakan kasus yang paling sering terjadi. Pada ablasio ini, proses lepasnya lapisan retina didahului proses yang kompleks dengan faktor presdisposisi berupa defek seluruh ketebalan pada retina dan pencairan vitreus.

Ada dua faktor yang menyebabkan defek retina. Pertama, degenerasi perifer berupa penipisan retina di daerah perifer. Kedua, retina robek akibat tarikan jaringan vitreus.

Ablasio Retina Traksional

Kelainan Ablasio Retina Traksional terjadi akibat respons dari kondisi iskemik retina. Meskipun dapat terjadi di berbagai area retina, umumnya ini terjadi di daerah polus posterior yakni makula serta papil saraf optik. Ablasio jenis ini tidak diawali dengan robeknya retina seperti pada ablasio regmatogen.  

Ablasio Tetina Eksudatif

Ablasio Tetina Eksudatif juga merupakan kondisi sekunder. Penyebab ablasio jenis ini adalah adanya proses inflamasi di jaringan uvea posterior, yakni retina dan koroid.

Proses inflamasi tersebut akan mengakibatkan peningkatan permeabilitas dinding vaskular dan menyebabkan eksudasi cairan serum ke ekstravaskular. Nah, eksudasi cairan inilah yang ketika berakumulasi di ruang subretina akan menyebabkan terpisahnya lapisan retina dari epitel pigmen.

Baca juga: Retinoblastoma: Definisi, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Gejala Ablasio Retina

Umumnya pada Ablasio pada Retina tidak terasa sakit pada gejala awal. Inilah yang membuat sering kali ablasio tidak disadari oleh penderitanya, padahal jika tidak diditeksi sejak dini, serta tidak segera mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat, kelainan ini bisa menyebabkan kebutaan.

Gejala Ablasio Retina

Kendati demikian, ada beberapa gejala ablasio di retina yang muncul secara umum, antara lain sebagai berikut:

1. Floaters

Floaters merupakan bayangan atau partikel yang terlihat mengapung di lapang pandang. Mereka bisa tampak seperti bayang-bayang, nyamuk, atau bahkan cacing. Berbeda dengan floaters biasa yang dapat disebabkan oleh kurang tidur, floaters yang terkait dengan ablasio retina cenderung tetap hadir meskipun sudah istirahat atau tidur.

2. Fotopsia

Fotopsia adalah sensasi kilatan cahaya yang terlihat, mirip dengan sensasi terpapar cahaya blitz kamera. Awalnya mungkin hanya terjadi sesekali, namun akan makin sering seiring waktu. Jika Anda mengalami gejala ini, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter mata.

3. Penurunan Ketajaman Penglihatan

Penglihatan mulai kabur dan ketajaman penglihatan menurun merupakan gejala lain yang sering terjadi pada ablasio di retina. Mata juga dapat terasa berat dan tidak nyaman.

4. Muncul ‘Tirai Hitam’ pada Penglihatan

Gejala ini menandakan kondisi yang sudah sangat serius. Tirai hitam pada penglihatan muncul karena retinanya sudah lepas dan menutupi sebagian lapang pandang. Hal ini memerlukan penanganan medis segera untuk mencegah kerusakan mata yang lebih parah.

Karakteristik dan Gejala pada Ablasio di Retina

Karakteristik dan Gejala pada Ablasio di Retina

 

Ablasio pada retina, sebuah kondisi serius yang mengakibatkan lepasnya lapisan retina dari lapisan di bawahnya, memiliki beberapa jenis yang berbeda, antara lain Ablasio Regmatogen, Ablasio Traksi, dan Ablasio Eksudatif. Setiap jenis memiliki karakteristik dan gejala yang unik, seperti berikut:

Gejala Ablasio Regmatogen

Gejala awal ablasio regmatogen adalah fotopsia dan floaters. Lalu menyusul gangguan lapang pandang, hingga penurunan tajam penglihatan.

Gejala Ablasio Traksional

Keluhan yang sering pasien alami adalah tajam penglihatan turun mendadak. Kelainan ini juga ditandai dengan munculnya floaters akibat ruptur neovaskular atau perdarahan vitreus.

Gejala Ablasio Eksudatif

Keluhan yang sering dialami penderita ablasio eksudatif adalah penglihatan menurun secara progresif. Selain itu penderita juga akan memiliki keluhan mata merah serta munculnya floaters.

Baca Juga : Mata Panda: Simak 7 Penyebab, Gejala, Cara Menghilangkannya

Cara Menyembuhkan Ablasio Retina

Tindakan bedah, khususnya operasi retina, merupakan satu-satunya metode yang efektif untuk menyembuhkan kondisi ablasio retina, terutama pada jenis ablasio regmatogen dan traksional. Operasi retina diperlukan untuk mengembalikan lapisan retina ke posisi yang seharusnya dan memperbaiki kerusakan yang mungkin terjadi. Ini merupakan langkah penting dalam memulihkan fungsi penglihatan dan mencegah komplikasi yang lebih serius.

Penting untuk mencari bantuan medis segera jika Anda mengalami gejala ablasio retina untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan meminimalkan risiko kerusakan mata yang permanen. Saat ini ada lima jenis operasi untuk menyembuhkan ablasio pada retina, yaitu:

1. Pneumatic Retinopexy

Operasi ini untuk menangani ablasio di retina yang belum terlalu parah. Prosedurnya dengan membekukan area retina yang rusak untuk memasukkan gelembung ke rongga vitreous. Retina bakal terdorong dan menempel ke posisi semula.

2. Laser (Fotokuagulasi)

Pada prosedur operasi ini, sinar laser ditembakkan melewati lensa menuju area retina yang robek. Sinar laser ini akan membuat jaringan parut menempel pada jaringan lainnya dan menambal bagian yang robek.

3. Scleral buckling

Pada prosedur operasi retina ini, dokter mata akan menjahit semacam kumpulan karet silikon pada sklera yang lokasinya di bagian luar putih mata. Jahitan ini dibuat permanen.

4. Cryosurgery (Cryotherapy)

Yakni prosedur operasi dengan mendinginkan retina untuk menghancurkan jaringan yang rusak.

5. Vitrektomi

Pada operasi ini, gel vitreous dari mata diambil. Lalu memberikan gelembung gas atau minyak silikon sebagai gantinya. Cairan pengganti ini kemudian diambil 2-8 bulan setelahnya.

Baca Juga: Cara Menurunkan Mata Minus dan Silinder dengan Tepat

Mencegah Resiko Ablasio pada Retina dengan Lasik

Seperti penjelasan pada penyebab ablasio di retina di atas, salah satu faktor yang berkontribusi mengakibatkan kelainan bagian mata ini adalah miopia dengan minus tinggi, yakni di atas -4.00 D.

Lalu apa kaitannya dengan Lasik? Nah, minus tinggi ini bisa dikoreksi secara permanen dengan lasik.

Lasik adalah singkatan dari Laser Assisted In-Situ Keratomielusis. Sebenarnya, Lasik adalah salah satu metode dari Laser Vision Correction (LVC), yakni prosedur operasi laser untuk mengoreksi kelainan refraksi sehingga terbebas dari kacamata dan lensa kontak. LVC sendiri ada tiga metode yakni PRK, Femto Lasik, dan Relex Smile. Namun masyarakat umum sering menyebut ketiganya dengan istilah yang sama yaitu Lasik.

Nah, disinilah hubungannya. Ketika mata minus tinggi telah terkoreksi secara permanen, maka risiko ablasio di retina menjadi berkurang, atau dengan kata lain bisa dicegah, yakni dengan mengobati mata minus yang terlampau tinggi.

Dengan menjaga kesehatan mata, kita bisa terhindar dari berbagai kelainan mata yang membahayakan salah satunya seperti penyakit katarak. Jika mata Anda memiliki minus yang tinggi, segera konsultasikan kebutuhan Lasik Anda hanya di National Eye Center!